Kepala Daerah Terpilih Harus Siap Hadapi Wabah Covid-19

Kepala Labor

Dr. Andani Eka Putra, Penanggung Jawab pelaksanaan pemeriksaan swab di Laboratorium Diagnostik dan Riset Terpadu Penyakit Infeksi FK Unand dan Balai Veteriner Baso. IST

PADANG, hantaran.co — Kepala Laboratorium Pusat Diagnostik dan Riset Penyakit Infeksi Unand, Dr. Andani Eka Putra, menilai, kepala daerah terpilih pada 13 kabupaten dan kota dan provinsi di Sumbar harus mengutamakan peningkatan jumlah pemeriksaan sampel swab untuk dalam rangka penanganan Covid-19 ke depan.

“Kepala daerah yang baru harus melanjutkan apa yang telah dirancang sebelumnya. Terutama dalam hal testing. Sebab, peningkatan jumlah testing sangat efektif dalam upaya menekan angka penyebaran Covid-19. Testing setidaknya dilakuan tiga orang per 1.000 penduduk setiap pekannya,” kata Andani kepada Haluan kemarin.

Di samping itu, Andani juga meminta para kepala daerah ke depan tidak lalai dan kendur dalam hal mengedukasi dan melakukan sosialisasi masif agar masyarakat senantiasa menaati prokes. Selain itu, ia berharap para kepala daerah mulai merancang nagari siaga Covid-19.

“Sejak dari tingkat nagari harus sudah siap dalam menghadapi wabah ini, sehingga roda perekonomian masyarakat tidak begitu terganggu. Pondasi penanganan Covid-19 itu harus ada sejak di tingkat nagari. Oleh karena itu, ke depan pemerintah daerah harus merancang dan mewujudkan nagari siaga,” katanya lagi.

Sejauh ini jika melihat penanganan Covid-19 pada setiap kabupaten/kota di Sumbar, Andani menilai Kabupaten Dharmasraya menjadi salah satu daerah dengan upaya penanganan Covid-19 yang cukup baik. Sementara itu, Padang Pariaman dan Pasaman Barat dinilai Andani menemui banyak kendala dalam penanganan Covid-19 sejak beberapa waktu terakhir.

“Kami mendorong agar testing itu jangan sampai kendur. Untuk kesiapan laboratorium, kami tidak ada masalah. Memang belakangan terjadi penurunan jumlah sampel yang diperiksa. Dalam satu hari, laboratorium bisa memeriksa tiga sampai empat ribu sampel. Sejak Pilkada memang jumlah sampel turun dan angka positif juga turun,” ujarnya.

Andani menerangkan, menurunkan angka pemeriksaan swab disebabkan pelacakan (tracing) kontak erat dengan pasien positif juga mengalami sedikit penurunan. Padahal, tracing juga diperlukan untuk mendapatkan lebih banyak sampel untuk diperiksa,” ucapnya menutup. (*)

Riga/hantaran.co

Exit mobile version