Berita

Perjuangan Kafilah di STQHN Tuntas, Kemenag Sumbar Tekankan Pembinaan Berjenjang

0
×

Perjuangan Kafilah di STQHN Tuntas, Kemenag Sumbar Tekankan Pembinaan Berjenjang

Sebarkan artikel ini
Perjuangan Kafilah di STQHN Tuntas, Kemenag Sumbar Tekankan Pembinaan Berjenjang
Perjuangan Kafilah di STQHN Tuntas, Kemenag Sumbar Tekankan Pembinaan Berjenjang. IST

Kendari, HANTARAN.CO— Kafilah Sumatera Barat sudah menuntaskan seluruh rangkaian perlombaan pada ajang Seleksi Tilawatil Qur’an dan Musabaqah Al Hadis (STQH) Nasional ke-28 di Kendari, Sulawesi Tenggara.

Penampilan finalis Tahfiz 30 Juz Putri, Nurul Zahra, di babak final menutup perjuangan kafilah sumbar dengan impresif, menandai usaha panjang dan pembinaan maksimal yang dilakukan sejak awal oleh Pemerintah Provinsi dan Kementerian Agama bersama pelatih dan pihak terkait.

Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Kanwil Kemenag Sumbar yang diwakili Kabid Penais Zawa, Abrar Munanda, menyampaikan rasa syukur atas kelancaran seluruh kegiatan, mulai dari registrasi, upacara pembukaan, hingga berbagai tahapan perlombaan.

“Alhamdulillah, kita bisa mengikuti seluruh rangkaian STQHN dengan lancar. Mulai dari kehadiran, registrasi, hingga tahapan lomba di bidang tilawat, tafsir, musabakul hadis, dan karya tulis ilmiah,” ujarnya usai menyaksikan final, Jumat (17/10)

Abrar menegaskan, kesuksesan ini berkat persiapan optimal sejak seleksi di Sumatera Barat, termasuk tiga tahap training center (TC) yang dijalani peserta. Ia juga mengapresiasi semangat provinsi lain yang turut berkompetisi untuk syiar Al-Qur’an di seluruh Indonesia.

“Alhamdulillah, ada kafilah kita yang lolos final, ada yang sampai tingkat harapan, dan ada yang belum berhasil. Terima kasih kepada pemerintah daerah Sumatera Barat, Biro Kesra, seluruh tim ofisial, Kanwil Kemenag Sumbar, dan berbagai pihak yang membantu peserta sampai di Kendari,” kata Abrar.

Ia menyoroti penampilan Nurul Zahra sebagai bahan evaluasi dan inspirasi pembinaan ke depan. Menurut Abrar, pengembangan Tilawatil Qur’an harus didukung regulasi, sumber daya, dan persiapan teknis yang matang agar seluruh lomba dan pembinaan menghasilkan qori-qoriah potensial di masa mendatang.

“Kita bisa belajar dari daerah lain, mengirim pelatih, dan menyerap ilmu untuk dibawa kembali ke Sumbar. Lembaga pengembangan Tilawatil Qur’an harus hidup di masyarakat, mulai tingkat kelurahan, kecamatan, kabupaten, hingga provinsi, secara berjenjang,” ujarnya.

Abrar juga menekankan pentingnya big data peserta, pelatih, dewan hakim, serta sarana-prasarana, agar pembinaan berkelanjutan dapat berjalan lancar. Kolaborasi lintas instansi dan fasilitasi pendanaan menjadi kunci membumikan, mengembangkan, dan memperlombakan Tilawatil Qur’an dan Hadis di Ranah Minang.

“Dengan pembinaan berjenjang dan data yang lengkap, lapisan berikutnya siap meneruskan estafet, menghasilkan bibit-bibit potensial, dan memastikan kontinuitas prestasi Sumatera Barat di ajang nasional,” tutup Abrar Munanda.

Keseluruhan rangkaian STQHN ini menjadi bukti kerja keras, persiapan matang, dan semangat pantang menyerah kafilah Sumatera Barat.

“Dengan pembinaan berjenjang dan kolaborasi lintas instansi, Kemenag Sumbar optimistis bibit qori-qoriah potensial akan terus lahir, membawa prestasi daerah ke panggung nasional,” pungkas Abrar. (*)