Padang, HANTARAN.Co — Pemerintah Provinsi Sumatera Barat bersama Kantor Wilayah Kementerian Agama Sumbar mulai mematangkan persiapan Konferensi Wakaf Internasional yang akan digelar pada 15 November mendatang di Kota Padang.
Rapat dipimpin Asisten Pemerintahan dan Kesra Ahmad Zakri, bersama Plt. Kakanwil Kemenag Sumbar diwakili Kepala Bidang Penais Zawa, Abrar Munanda, Katim Wakaf, Rifki Rusydi, Katim MTQ, Afrizal bersama sejumlah pemangku kepentingan terkait, Rabu (29/10/25)
Abrar menjelaskan, kegiatan ini untuk mengoptimalkan peluang strategis dari penyelenggaraan konferensi berskala internasional tersebut. Para narasumber dan peserta nantinya berasal dari negara-negara yang telah maju dalam pengelolaan wakaf, sekaligus membuka ruang kolaborasi bagi pengembangan wakaf produktif di daerah.
“Kesempatan ini sangat berharga. Kita bisa memanfaatkan momentum ini untuk memperluas jejaring dan mengajukan berbagai program penerima manfaat wakaf, baik di bidang pelayanan umum seperti rumah sakit dan pendidikan, maupun penguatan ekonomi umat,” ujar Abrar.
Ia menambahkan, perwakafan tidak hanya sebatas pada aset keagamaan, tetapi juga menjadi instrumen ekonomi sosial yang mampu memberdayakan masyarakat. Kolaborasi dengan lembaga wakaf internasional, katanya, dapat membuka akses pengelolaan harta wakaf produktif yang bernilai kemaslahatan luas.
“Bisa jadi, kita tidak hanya menerima manfaat, tapi juga menjadi mitra dalam mengelola aset wakaf global. Atau bahkan, mendorong tumbuhnya gerakan wakaf produktif di daerah sendiri,” lanjutnya.
Abrar menilai, potensi wakaf di Sumatera Barat sangat besar jika dikelola secara serius. Ia mencontohkan, dari sekitar 20 ribu pegawai di lingkungan Pemprov Sumbar, jika masing-masing berwakaf Rp10 ribu setiap bulan, maka akan terkumpul sekitar Rp200 juta per bulan atau Rp2,4 miliar dalam setahun.
“Angka itu menunjukkan betapa kuatnya potensi filantropi Islam kita. Bila dikelola dengan baik, wakaf bisa menjadi solusi nyata untuk pemberdayaan ekonomi dan kesejahteraan masyarakat,” tutur Abrar optimistis.
Ia juga menegaskan, semangat konferensi ini bukan sekadar seremoni, melainkan bagian dari upaya bersama untuk membangunkan kesadaran baru bahwa wakaf adalah kekuatan ekonomi umat yang harus dihidupkan.
“Sumatera Barat punya semangat berbagi yang tinggi. Kini saatnya potensi itu kita arahkan untuk pembangunan berkelanjutan dan kemaslahatan umat,” tutupnya. (*)






