Kembali Fitrah di Tengah Wabah

Kakanwil

Kakanwil Kemenag Sumbar, Hendri. IST

H. Hendri

Kakanwil Kemenag Sumbar

Setelah satu bulan lamanya berpuasa Ramadan, umat Islam akan menjelang Hari Raya Idulfitri. Esensi dari berpuasa salah satunya adalah menyucikan diri dan jiwa. Membentuk kembali kepribadian agar menjadi pribadi yang Islami dan Qur’ani lahir dan batin.

Jika dari segi bahasa, fitri diartikan sebagai berbuka, maka secara maknawi hari yang fitri adalah hari di mana kita diharapkan kembali menjadi pribadi yang bersih dari lumuran dosa, yang telah dibasuh hingga bersih selama bulan puasa dijalani.

Pada hakikatnya, saat kembali ke fitrah itu kita diharapkan kembali pada ketauhidan yang kokoh, kembali pada ibadah yang rutin dan teratur, dan kembali pada kepribadian yang baik dan mengayomi antar sesama.

Idulfitri yang akan kita jelang beberapa hari lagi, adalah Idulfitri kedua yang kita lalui di masa pandemi. Di masa wabah Covid-19 masih melanda dan mengancam di tengah-tengah kehidupan kita. Dalam situasi seperti ini, kita dituntut untuk dapat menerjemahkan kembali ke fitrah di hari yang fitri.

Pemerintah sendiri telah mengeluarkan ketentuan bagi kita dalam pelaksanaan dan perayaan Idulfitri tahun ini. Segenap pembatasan telah dibuat agar kita dapat lebih terlindungi dari potensi terkena virus corona. Maka, sebagai insan yang telah kembali ke fitrah, seyogyanya kita harus memahami dan menaati ketentuan tersebut. Sebab, bukan saja ulil amri yang merumuskannya, tetapi juga kalangan ulama dan cendekia.

Pertama, kembali ke fitrah di tengah wabah adalah kembali meyakini bahwa Allah SWT memiliki kekuasaan atas diri kita sepenuhnya, yang bahkan hanya dengan satu kali wabah umat manusia bisa dibinasakan jika memang itu yang Allah kehendaki. Oleh karena itu, sudah sepatutnya kita kembali menyadari betapa Maha Perkasa dan Maha Kuasanya sang Khalik terhadap makhluk.

Kedua, kembali ke fitrah di tengah wabah adalah kembali kepada keteraturan dalam beribadah, keteraturan dalam menyembang Allah SWT. Sebab, hanya dengan mendekatkan diri kepada Allah SWT kita akan mendapatkan perlindungan dunia akhirat sepenuhnya.

Ketiga, kembali ke fitrah di tengah wabah dalam bentuk menyadari bahwa kita makhluk yang senantiasanya diberi akal dan budi untuk berpikir dan bertindak. Di tengah gempuran Covid-19 ini, kita seharusnya menyelami kembali betapa pentingnya saling mengingatkan tentang bahaya virus ini. Bukan justru malah ikut menyangsikan keberadaannya. (*)

Exit mobile version