PARIAMAN, hantaran.co — Kapolres Pariaman, AKBP Deny Rendra Laksama, akan bantu pengecekan dan biaya hidup setiap bulanya terhadap tiga kakak beradik, yaitu Iqbal (19), Ridwan (17), dan Dila (15), yang mengalami rapuh tulang yang ada di Desa Cubadak Mentawai, Kota Pariaman.
“Kita mendapatkan informasi dari Bhabinkamtibmas ada warganya yang mengalami rapuh tulang, dan hari ini kita langsung datang ke sini untuk melihat kondisinya,” kata Kapolres Pariaman, AKBP Deny Rendra Laksama di Pariaman, Rabu (21/10/2020).
Lebih lanjut ia menyampaikan, tiga anak ini hanya bisa beringsut ke sana kemari dengan mengandalkan kekuatan kepala. Sedari balita, ketiganya terbaring lemah karena fisik yang tak sempurna. Hingga kini menginjak usia belasan tahun, belum ada angsuran berarti.
“Untuk itu setiap bulan kita akan turun untuk cek kondisi kesehatan anak ini dan membantu biaya untuk memenuhi kebutuhannya dan meringankan beban keluarganya,” kata Deny.
Dalam kunjungan itu, Kapolres beserta robongan juga menyerahkan sejumlah kebutuhan pokok untuk tiga anak tersebut. Tidak hanya itu, ia juga memberikan semangat kepada keluarga agar diberi ketabahan dan tiga anak tersebut juga diberikan kesehetan.
Diberitakan sebelumnya, Iqbal (19), Ridwan (17), dan Dila (15). Warga Desa Cubadak Mentawai, Kota Pariaman itu adalah anak keempat, kelima, dan keenam dari Azwardi (62) dan sang istri yang telah berpulang ke Rahmatullah sejak sepuluh tahun silam.
“Anak-anak saya ini menderita penyakit rapuh tulang, sehingga rentan dan sering mengalami patah tulang. Bahkan kejadian patah tulang sudah sampai dua puluh kali terjadi di sekujur tubuh,” kata Azwardi saat Haluan berkunjung ke rumah sederhana miliknya, Senin (19/10/2020).
Meski dalam kondisi sangat memilukan, ketiga kakak beradik itu sama sekali tak kehilangan semangat hidup. Ketiganya masih ceria dan saling melepas canda. Menurut sang Ayah, ketiganya tetap berkomunikasi dan bermain selayaknya teman sebaya mereka. Meski memang, semuanya dilakukan dalam kondisi serba keterbatasan.
Iqbal yang hampir berusia 20 tahun pun kerap pergi bermain dengan teman sebayanya dengan kendaraan kursi roda reot, yang untuk naik ke atasnya pun mesti dibantu dan didorong oleh rekan-rekan sepermainan.
“Kalau di rumah, untuk pindah-pindah itu mereka menggeser badan dengan kepala. Tulang-tulang yang bekas patah tidak bisa normal lagi. Untuk buang air kecil pun, tempat buangnya itu saya buat sendiri. Tapi alhamdulillah mereka tetap belajar di rumah. Terutama belajar baca Alquran. Ketiganya sudah bisa dengan lancar,” kata Azwardi lagi. (*)
Komentar