Jakarta, hantaran.Co—Pebulutangkis andalan Indonesia Jonatan Christie memiliki sejumlah prestasi gemilang. Terbaru adalah gelar juara Denmark Open pada Minggu (19/10/2025). Selain memiliki bakat di bulutangkis, Jonatan juga memiliki sikap dermawan.
Pria yang akrab disapa Jojo ini pernah membagikan kisah inspiratif mengenai kedermawanannya yang berujung pada rezeki berlipat ganda. Jonatan Christie merupakan seorang yang menganut Katolik, dan memiliki nama “Leonardus” sebagai nama baptisnya.
Kisah itu berawal dari keberhasilannya meraih medali emas di Asian Games 2018. Sebelum bertanding, Jonatan ternyata sudah membuat nazar. Ia berjanji kepada Tuhan jika berhasil menjadi juara, 50 persen dari bonus yang ia terima akan didonasikan.
Saat itu, peraih medali emas mendapatkan bonus dari pemerintah sebesar Rp1,8 miliar. Jonatan menepati nazarnya dengan menyumbangkan setengah dari bonus tersebut, yakni Rp900 juta, untuk membangun masjid dan hunian sementara di Lombok.
Jonatan tidak hanya menyumbang uang, tetapi juga menyempatkan diri mengunjungi Lombok untuk melihat langsung proses pembangunan. Tindakan tulus ini ternyata membawa berkah yang tak terduga.
Menariknya, Jonatan mengaku setelah mendonasikan hampir Rp1 miliar tersebut, ia justru mendapatkan rezeki yang berlipat ganda.
“Setelah (memberikan donasi) itu iklan di mana-mana, sepuluh kali lipat. Dan jujur pajak terbanyak justru dari pendapatan iklan bukan dari bonus itu,” cerita Jonatan, dalam sebuah wawancara pada Januari 2022.
Jonatan Christie lahir pada 15 September 1997 berasal dari PB. Tangkas Specs, Jakarta. Ia mulai terkenal setelah memenangkan medali emas pada partai tunggal putra pada Pesta Olahraga Asia 2018. Pada Juli 2013, ia memenangkan gelar internasional senior pertamanya pada usia 15 tahun di Indonesia International Challenge, setelah mengalahkan Alamsyah Yunus di final dengan skor 21-17, 21-10.
Pada tahun 2014, di turnamen Indonesia International Challenge, ia juga mencapai final namun kalah dari pemain veteran Korea Selatan Lee Hyun-il dalam pertandingan lima set, 10-11, 11-9, 11-5, 8-11, 3-11. Pada tahun 2013 dan 2014, Jonatan bersama Anthony Sinisuka Ginting dan Ihsan Maulana Mustofa merupakan andalan Indonesia di ajang Kejuaraan Dunia Junior BWF dan Kejuaraan Asia Junior BWF. Selama mengikuti kejuaraan tersebut, Jonatan selalu kalah di perempat final dalam kejuaraan perorangan.
Pada tahun 2015 Jonatan semakin sering mengikuti turnamen-turnamen senior di level yang lebih tinggi seperti Grand Prix, Grand Prix Gold, Super Series dan Super Series Premiere. Dia juga termasuk andalan Indonesia pada Sudirman Cup 2015, Sea Games 2015, Thomas Cup 2016, Sudirman Cup 2017 dan Sea Games 2017. Pada Indonesia Open Superseries Premiere 2015 dia berhasil mengalahkan pemain veteran Korea, Lee Hyun Il di babak kedua meskipun akhirnya langkahnya terhenti di perempat final.
Setahun kemudian dia berhasil mengalahkan pemain terbaik sepanjang masa, Lin Dan di turnamen Indonesia Open Super Series Premiere 2016 dengan skor 21-12 21-12. Dia berhasil meraih medali emas tunggal putra di Sea Game 2017 setelah mengalahkan Khosit Phetpradab dengan skor 21-19, 21-10.
Di turnamen Korea Open Super Series 2017, secara mengejutkan dia dan rekannya Anthony Sinisuka Ginting berhasil menciptakan All Indonesian Final meskipun pada akhirnya dia menyerah atas lawannya dengan pertarungan rubber set 13-21, 21-19, 20-22.
Ini merupakan prestasi Indonesia setelah sembilan tahun absen menciptakan final sesama pemain bulu tangkis Indonesia di nomor tunggal putra. Kali terakhir Indonesia mampu menciptakan All Indonesian Final di nomor tunggal putra adalah turnamen Indonesia Open Super Series Premiere 2008.