JAKARTA, hantaran.co – Wakil Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia (MUI) Anwar Abbas memberikan komentar terkait kemarahan Presiden Jokowi saat memberikan pengarahan kepada menteri, kepala lembaga, kepala daerah, dan BUMN tentang aksi afirmasi bangga buatan Indonesia di Bali, Jum’at (25/3).
Anwar menilai kemarahan Jokowi kepada bawahannya jelas sangat dapat dipahami karena empat jenis barang yang pengadaannya dengan cara impor adalah barang-barang yang bisa diproduksi oleh negara sendiri. Bahkan, ia menyebut tindakan para pejabat tersebut jelas tidak bisa kita terima.
“Karena hal demikian jelas-jelas mencerminkan bagaimana rendah dan telah rusaknya rasa nasionalisme dari para penyelenggara negara ini,” ujarnya dalam keterangan resminya di Jakarta, Sabtu (26/3).
Anwar menilai para pejabat tersebut tampak sekali tidak tahu dan tidak mengerti dengan baik tentang apa yang harus menjadi misi dan tugas utama dari pemerintah. Padahal, misi dan tugas utama pemerintah adalah melindungi rakyat dan turut mensejahterakan mereka, sesuai yang diamanatkan oleh konstitusi.
Jadi semestinya, kata Anwar, secara politik dan ekonomi cara berpikir dan bertindak mereka haruslah memihak dan mendahulukan kepentingan rakyat dengan cara membeli produk-produk yang dibuat oleh anak-anak bangsa sendiri, bukan dengan membeli produk-produk impor tersebut.
Anwar menuturkan, hal tersebut sangat penting diketahui oleh semua pejabat pemerintah sebagai bentuk komitmen dan kepatuhan mereka terhadap amanat konstitusi.
Selain itu, agar kehidupan ekonomi dan produksi nasional bisa meningkat. Kemudian dunia usaha dan kehidupan rakyat di dalam negeri bisa berkembang dengan baik dan dinamis, serta rakyat bisa hidup dengan sejahtera.
Namun, ia melihat hal itu tidak dipahami dengan baik oleh para pejabat pemerintah yang ada sekarang.
“Sehingga terjadilah apa yang kita lihat dan saksikan sendiri dimana Presiden Jokowi tampak sangat-sangat marah dengan tindakan para pejabat yang merupakan pembantunya tersebut,” ucapnya lagi.
Ia mengatakan, wajar jika ada yang bertanya negara ini akan dibawa ke mana? Sebab, dikarenakan rasa nasionalisme para pejabatnya terlihat sudah tipis sekali. Sehingga nasib rakyatnya, seperti yang diamanatkan oleh konstitusi, sudah tidak lagi dijunjung tinggi dan diperhatikan oleh para pejabat negaranya.
“Kasihan sekali nasib rakyat dan bangsaku saat ini,” tutur Anwar.
Sebelumnya, Presiden Joko Widodo meluapkan rasa kejengkelannya saat memberikan pengarahan dalam acara Aksi Afirmasi Buatan Indonesia di Bali. Bahkan, Jokowi sampai mengeluarkan kata bodoh hingga melarang peserta yang hadir bertepuk tangan di sela-sela dirinya berbicara.
Ia merinci, anggaran untuk pengadaan barang dan jasa begitu besar tahun ini, yakni anggaran pusat sebesar Rp526 triliun, daerah Rp535 triliun, dan Badan Uaha Milik Ngara (BUMN) Rp420 triliun.
hantaran/rel