JELANG PILGUB SUMBAR 2020, Figur Paling Menentukan

Pilkada

Pengamat Politik dari UIN Imam Bonjol Padang, Muhammad Taufik. IST

PADANG, hantaran.co — Pengamat Politik dari UIN Imam Bonjol Padang, Muhammad Taufik, mengatakan, opini yang terbangun selama ini memang bahwa dukungan elit dan tokoh nasional berpengaruh terhadap keterpilihan. Oleh karena itu, banyak Paslon yang berlomba-lomba mencari dukungan tersebut.

Akan tetapi, Taufik menyakini cara-cara seperti itu tidak akan berpengaruh signifikan dalam upaya memenangkan pesta demokrasi di tingkat lokal. “Contoh dalam survei Spektrum Politika September lalu. Sebagian koresponden yang sebelumnya memilih salah satu partai pada Pileg, menyatakan tidak akan memilih calon dari partai itu pada Pilkada,” kata Taufik.

Keputusan dalam contoh hasil survei itu, kata Taufik, menegaskan bahwa masyarakat Sumbar memilih seorang kepala daerah karena berdasarkan pada figur ketokohan, bukan karena ada dukungan dari tokoh-tokoh lain, termasuk tokoh nasional sekali pun.

Begitu pun dengan Paslon yang membawa ulama demi mendapatkan simpati dari pemilih. Taufik menilai hal itu juga tidak akan memberi pengaruh, karena pertarungan di Sumbar berbeda dengan pertarungan yang terjadi saat Pilkada DKI Jakarta antara Anies Baswedan dan Basuki Tjahaja Purnama yang lalu.

“Karena di Sumbar, pertarungan lokalitas. Seluruh Paslon itu muslim serta mayoritas pemilih juga muslim. Jadi, dukungan dari ulama juga tidak berpengaruh. Bahkan, nanti saat Pilkada, dukungan-dukungan itu akan terpecah. Seperti terjadi di internal salah satu partai yang salah satu kadernya maju dengan partai lain,” katanya lagi.

Taufik menyebutkan, faktor yang paling dapat memengaruhi masyarakat untuk memilih salah satu kandidat sejauh ini tetap adalah figur, rekam jejak, dan pergerakan dari masing-masing kandidat untuk menjumpai masyarakat di daerah. Sebab, metode kampanye yang paling efektif sampai hari ini masih upaya bertemu dengan pemilih.

“Lalu, keterikatan secara emosional antara masyarakat dan kandidat masih menjadi pertimbangan utama dalam memilih. Saat ini, pertimbangan dengan melihat visi dan misi Paslon juga tidak terlalu berpengaruh. Karena pemilih seperti itu, masih kecil angkanya,” sambungnya.

Selain itu, Taufik menilai keterpilihan kandidat juga sangat tergantung kepada cara kandidat dalam memanfaatkan momen. Seperti Mulyadi yang bisa memanfaatkan momen pengembalian dukungan dari PDI Perjuangan saat jelang pendaftaran lalu, di mana hal itu tampak disambut antusias dan berdampak pada popularitas Mulyadi.

“Memang dukungan dari tokoh-tokoh itu tidak terlalu signifikan, karena informasi masyarakat tentang siapa Paslon itu ya cukup lengkap. Oleh karena itu, pertarungan di media sosial yang perlu dimaksimalkan. Sementara itu sekarang, satu bulan jelang pemilihan, pertarungan di media sosial belum nampak,” katanya menutup. (*)

Riga/hantaran.co

Exit mobile version