JELANG PILGUB SUMBAR 2020, Dukungan Tokoh Dapat Menjadi Pertimbangan

Asrinaldi

Peneliti Spektrum Politika yang juga Dosen Ilmu Politik Unand, Asrinaldi. IST

PADANG, hantaran.co — Puncak helat Pilgub Sumbar akan berlangsung kurang dari sebulan lagi, tepatnya pada 9 Desember 2020 nanti.

Di masa kampanye hingga 5 Desember nanti,empat pasangan calon (paslon) gubernur dan wakil gubernur terus injak gas mengumpulkan dukungan dan simpati, termasuk dengan “memamerkan” dukungan dari para tokoh.

Paslon nomor urut 1 Mulyadi-Ali Mukhni, nomor urut 2 Nasrul Abit-Indra Catri, nomor urut 3 Mahyeldi-Audy Joinaldy, dan nomor urut 4 Fakhrizal-Genius Umar, masih berjuang menggalang dukungan dari para tokoh lokal hingga nasional, yang datang dari ragam latar belakang mulai dari politisi, kepala daerah, pamong senior, bahkan para ulama.

Meski bertujuan untuk mendongkrak popularitas hingga mengarahkan opini calon pemilih agar memilih calon yang dijagokan para tokoh tersebut, tetap Pengamat Politik menilai strategi seperti itu tidak akan memberikan efek signifikan terhadap raihan suara para kandidat di Pilgub nanti.

Peneliti Spektrum Politika yang juga Dosen Ilmu Politik Unand, Asrinaldi, menilai, startegi kandidat yang mendompleng nama atau memamerkan dukungan dari para tokoh belum memberikan garansi akan menderek suara pada pelaksaan Pilkada. Namun demikian, dukungan tokoh dapat menjadi pertimbangan bagi para pemilih dalam menentukan pilihan.

“Untuk menggaransi, saya rasa belum ya. Hal itu bisa kita lihat di Pilkada 2015 lalu. Saat itu pasangan Muslim Kasim-Fauzi Bahar didukung oleh banyak partai dan banyak tokoh nasional bahkan. Akan tetapi, suaranya kalah telah oleh pasangan Irwan Prayitno-Nasrul Abit yang hanya didukung PKS dan Gerindra,” kata Asrinaldi kepada Haluan, Kamis (12/11/2020).

Keterpilihan setiap Paslon, kata Asrinaldi, masih sangat bergantung pada personal branding (citra diri) kandidat itu sendiri. Sebab, masyarakat Sumbar telah cukup rasional dalam menentukan pilihan, dan lebih melihat kepada profil personal kandidat sebelum menentukan pilihan.

“Masyarakat Sumbar lebih mengutamakan impresi politik dalam menentukan pilihan. Masyarakat cenderung melihat pada Paslon yang memenuhi syarat tokoh, takah, dan tageh. Impresi itu disebabkan pengetahuan politik masyarakat Sumbar masih rendah,” katanya lagi.

Ada pun di pihak masyarakat dengan pengatahuan politik skala menengah ke atas, Asrinaldi menilai kalangan tersebut akan menentukan pilihan setelah lebih dulu menguliti rekam jejak kandidat, serta memperbandingkan prestasi dari satu kandidat dengan kandidat lainnya.

“Tidak banyak orang yang bisa mengubah pilihannya hanya karena ada tokoh nasional yang menyerukan memilih salah satu Paslon. Jika memang cara itu bisa berhasil, tentu Paslon akan berlomba-lomba mendatangkan tokoh nasional untuk meng-endorse. Kenyataannya, seluruh Paslon justru tampak sedang kerja keras mendatangi masyarakat. Ini juga pertanda dukungan tokoh, baik tokoh nasional, tidak terlalu berpengaruh,” katanya menutup.

Riga/hantaran.co

Exit mobile version