Istano Silinduang Bulan Dikunjungi Keturunan Raja Alam Pagaruyung dari Kerinci

istano silinduang bulan

Daulat Yang Dipertuan Raja Alam Pagaruyung Mhd Farid Tuanku Abdul Fatah menyambut kehadiran keluarga kerajaan dari Kerinci Provinsi Jambi, Sabtu (6/2). FERI MAULANA.

TANAH DATAR, Hantaran.co–Istano Silinduang Bulan di Balai Janggo Pagaruyung Kabupaten Tanah Datar dikunjungi sekitar 500 anak kemenakan keturunan Raja Alam Pagaruyung asal Pulau Sangkar Kabupaten Kerinci, pada Sabtu (6/2).

Kehadiran rombongan tersebut untuk menapak jejak negeri asal usul nenek moyang mereka yang berasal dari Pagaruyung, Batusangkar.

“Kami hadir ke Pagaruyung ini untuk menapak jejak leluhur nenek moyang kami dari Pulau Sangkar Kerinci. Di sini bisa sama-sama kita lihat saudara-saudara kami sekarang, ini murni silaturahmi, tidak ada kepentingan politik atau kelompok,”ucap Eri Cipta Rajo Mudo Sutan Ameh, perwakilan keturunan Pagaruyung dari Kerinci yang dituakan.

“Kita berkumpul bak ayam seinduk bak serei serumpun. Ini juga bukan acara pemerintah tapi ini acara keluarga, kami juga tidak melayani kata-kata yang menyebut kami tidak keturunan Minang. Selama ini ada yang sebut kami keturunan Mataram dan sebagainya, dan ini bukti menunjukkan kita keluarga asal Pagaruyung, jika tidak keluarga, tidak akan mungkin kita bisa duduk di Istano Silinduang Bulan ini, tidak mungkin kita akan dijamu dan makan-bajamba seperti ini,” katanya.

Rajo Mudo dari Depati Rantau Talang Kerinci itu, juga memperkenalkan pucuk adat Pulau Sangkar satu-persatu, diantaranya Depati yang enam yang sempat hadir, ninik mamak yang delapan, panglimo nan tigo dubalang nan tujuah. Juga hadir dan diperkenalkan Kepala OPD Kabupaten Kerinci dan anak kemenakan.

Ia juga menyebutkan, sejarah kerajaan Pagaruyung di Pulau Sangkar, pada abad 16 pernah diutus perangkat kerajaan dari Pagaruyung oleh raja untuk menyelesaikan persoalan kaum saat itu, sehingga Pulau Sangkar sempat menempati masa kejayaannya dibawah kepemimpinan Rajo Mudo kala itu, yang daerahnya juga dikenal dengan nama Ujung Pagaruyung di Pulau Sangkar itu.

“Pada 2017 lalu, Raja Pagaruyung hadir untuk pengukuh Depati Rantau Talang Ujung Pagaruyung, Pulau Sangkar, hadir saat itu Daulat Taufik Thaib (alm) bersama rombongan kerajaan Pagaruyung.

Kami ingin mengembalikan sejarah Pagaruyung di Kerinci, saat ini kami sedang bangun Istana, sudah bertegak tiang, nanti masyarakat akan gotong-royong menyelesaikannya, total anggaran Istano Mahligai Tuanku Bagonjong ini Rp2,7 miliar, akan diresmikan 3 September 2021. Kami tetap menyamakan visi, apa visi Pagaruyung itu juga visi kami di Kerinci,” katanya.

Ia juga menyebutkan rasa sedihnya saat dibilang Kerinci itu tidak ada orang Minang, hal itu juga salah satu yang melatarbelakangi didirikannya Istano di sana.

Sementara, Daulat Yang Dipertuan Raja Alam Minangkabau dr Sutan Muhammad Farid Tuanku Abdul Fatah, dihadapan 500-an anak kemenakan dari Kerinci itu, menyampaikan rasa syukuran atas pertemuan dengan anak kemenakan dari Pulau Sangka Kabupaten Kerinci.

“Selamat datang di Istano Silinduang Bulan ini, silahkan bertanya jika ada yang diragukan tentang sejarah kita,” kata Daulat Muhammad Farid.

Daulat dr Mhd Farid juga memperkenalkan seluruh keluarga besar Istano Silinduang Bulan saat itu.

“Ini Istano kita bersama, semoga anak kemenakan kami dari Pulau Sangkar tidak ragu lagi bahwa kita memang badunsanak, sama satu keluarga besar kerajaan Pagaruyung, buktinya semua pandai berbahasa Minang, fisi kita semua sama berlandaskan adat basandi sarak, sarak basandi kitabullah dan menjalin silaturahmi untuk berdaulat menjaga NKRI,” kata Daulat.

Dari Pagaruyung, saat itu hadir para datuk nan batujuah Pagaruyung, para sutan wakil raja alam, punggawa istano, bundo kanduang Prof Raudah Thaib, para dubalang dan perangkat kerajaan Pagaruyung lainnya.

(Feri Maulana/Hantaran.co)

Exit mobile version