Ini Beberapa Faktor yang Menyebabkan Para Legislator Tumbang di Pilkada 2020

Asrinaldi

Peneliti Spektrum Politika yang juga Dosen Ilmu Politik Unand, Asrinaldi. IST

PADANG, hantaran.co — Pengajar Ilmu Politik Universitas Andalas (Unand) yang juga Peneliti pada Lembaga Spektrum Politika, Asrinaldi, menilai, ada beberapa faktor yang menyebabkan para legislator tumbang pada kontestasi Pilkada. Seperti, kegagalan pemahaman tentang peta politik serta strategi pemenangan yang tidak sesuai dengan kultur daerah dan pemilih.

“Peta dukungan untuk maju sebagai anggota legislatif berbeda dengan peta untuk maju sebagai kepala daerah. Di level legislatif, hanya perlu popularitas dan tidak begitu butuh kedekatan emosional dengan pemilih. Sementara itu untuk eksekutif, masyarakat mempertimbangkan emosional. Tidak bisa modal popularitas saja,” kata Asrinaldi, Senin (14/12/2020).

Perbedaan lain, kata Asrinaldi, berada pada luas jangkauan daerah, di mana pada Pileg daerah yang akan digarap calon relatif lebih kecil, sementara untuk menjadi kepala daerah, calon harus mampu hadir untuk menguasai dan menarik perhatian masyarakat di seluruh daerah, dengan memainkan isu yang menarik dan sesuai dengan kondisi daerah itu sendiri.

“Seperti Pilkada Bukittinggi, mayoritas pemilih di daerah perkotaan itu cukup rasional. Dan isu yang diangkat Erman Safar dinilai lebih rasional oleh masyarakat yang mayoritas pedagang. Seperti itu peningkatan ekonomi dan penanganan Covid-19. Itu yang membuat masyarakat menaruh harapan padanya,” katanya.

Sementara itu kekalahan Hamdanus di Pessel, dinilai karena kepercayaan diri yang terlalu tinggi di sisi Hendra Joni selaku petahana. Sementara itu untuk kekalahan Yosrizal di Dharmasraya, bukanlah hal mengejutkan. Sebab, terjadi head to head denganpetahana Sutan Riska yang nyaris tanpa cela.

Beranjak ke Pilkada Gubernur, Asrinaldi menilai kegagalan Cagub Mulyadi juga disebabkan beberapa faktor di atas, serta pengaruh kasus hukum yang sempat menyeret namanya jelang masa pencoblosan.

“Kasus itu mampu membuat masyarakat terdistorsi, dan menganggap tersangka pidana pelanggaran Pemilu itu sama dengan tersangka pidana umum, yang artinya disamakan dengan koruptor dan lain sebagainya,” kata Asrinaldi lagi.

Di sisi lain, sejumlah legislator tampak akan melenggang sebagai kepala daerah lewat kemenangan pada Pilkada. Asrinaldi melihat, faktor kemenangan Andri Warman pada Pilkada Agam dipengaruhi oleh kehadiran Irwan Fikri sebagai Cawabup yang mendampingi. Belum lagi, basis tradisional, pengetahuan, dan finansial, ikut memayungi pasangan ini. Ada pun untuk Safarudin Datuak Bandaro Rajo di Pilkada Limapuluh Kota, dinilai Asrinaldi lebih disebabkan terpecahnya suara karena banyaknya kontestan. “Selain basis suara yang solid, faktor Rizki Kurniawan sebagai representasi kaum milenial dan pengusaha muda juga mempengaruhi,” katanya. (*)

Riga/hantaran.co

Exit mobile version