JAKARTA, hantaran.co – Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) melakukan kunjungan kerja ke Washington, DC, Amerika Serikat, menggunakan pesawat Garuda Indonesia. Dikutip detikNews, pertimbangan presiden menggunakan pesawat Garuda Indonesia tersebut adalah karena jarak tempuh yang sangat jauh.
“Perjalanan sangat jauh jika pakai pesawat presiden bisa 2 kali transit. Pesawat presiden hanya muat 48 orang, tim ada 62 orang. Dan jarak tempuh sangat jauh,” ucap Kepala Sekretariat Presiden, Heru Budi Hartono, kepada wartawan di Jakarta, Selasa (10/5/2022).
Selain itu, kata Heru, ada tim advance yang bakal ikut bersama untuk kembali ke Tanah Air. Menurutnya, hal itu lebih efisien.
“Dan semua menteri yang ikut bisa satu pesawat PP. Dan tim advance bakal ikut kembali bersama pesawat itu sehingga lebih efisien,” ujarnya.
Jokowi Pakai Garuda ke Italia
Sebelumnya Pesawat Garuda Indonesia juga sempat dipakai Jokowi saat kunjungan ke tiga negara, yakni Italia, Britania Raya, dan Uni Emirat Arab. Alasannya pun sama, mulai dari pertimbangan efisiensi waktu, penghematan anggaran, hingga protokol kesehatan.
“Dengan menggunakan pesawat berbadan lebar ini, perjalanan menuju Roma selama 13 jam ini bisa dilakukan langsung tanpa perlu transit. Bila kita menggunakan Pesawat Kepresidenan BBJ, kita harus transit. Dan ingat, ini adalah kunjungan kerja pertama Bapak Presiden ke luar negeri di masa pandemi, kami harus sangat berhati-hati dalam menjalankan protokol kesehatan, termasuk pertemuan tatap muka di saat transit,” kata Heru menjelang keberangkatan menuju Roma di Bandara Internasional Soekarno-Hatta, Tangerang, Banten, melalui keterangan resminya.
Heru menyebut, apabila Presiden Jokowi dan rombongan harus transit, persiapan pelaksanaan protokol kesehatan harus dijalankan dengan baik, seperti sterilisasi ruang tunggu, tes PCR untuk pramusaji di tempat transit, serta makanan dan minuman yang disajikan harus dipastikan dijalankan dengan protokol kesehatan yang ketat.
Hal lain yang menjadi pertimbangan pihaknya adalah efisiensi anggaran. Sebab, semua menteri yang hadir dalam kunjungan itu turut serta dalam rombongan presiden di pesawat tersebut.
“Tentunya penggunaan anggaran juga menjadi perhatian kami. Setelah kami hitung jauh lebih hemat dengan turut sertanya para menteri dalam rombongan ini, dibandingkan para menteri ini menggunakan pesawat komersial. Total ada enam menteri yang ikut dalam pesawat ini, Menko Perekonomian, Menko Kemaritiman dan Investasi, Menteri Luar Negeri, Menteri Keuangan, Menteri BUMN, dan Sekretaris Kabinet,” tuturnya.
Heru mengatakan, memang tidak semua menteri bergabung sejak di Jakarta. Sebab, ada pertemuan yang harus diikuti sebelum bergabung dengan rombongan Presiden Jokowi.
“Menteri Keuangan dan Menteri Luar Negeri misalnya, beliau harus berangkat terlebih dahulu ke Roma, karena ada pertemuan tingkat menteri dan juga mempersiapkan kedatangan Presiden. Namun setelah itu, dari Roma menuju Glasgow, kemudian lanjut Abu Dhabi dan Dubai, Menlu akan bergabung terus,” ucapnya lagi.
Lebih lanjut dijelaskan Heru, penghematan lainnya adalah, rombongan yang tergabung dalam tim pendahulu ke Abu Dhabi dan Dubai bakal bergabung dengan pesawat tersebut saat pulang ke Tanah Air.
“Semua pegawai yang bertugas sebagai tim pendahulu di Abu Dhabi dan Dubai akan ikut bersama kami dalam kepulangan ke Tanah Air. Jadi, mereka tidak membeli tiket pesawat komersial untuk kembali ke Tanah Air,” katanya.
hantaran/rel