Olahraga

Indonesia Perlu 2 Emas untuk Perbaiki Peringkat

8
×

Indonesia Perlu 2 Emas untuk Perbaiki Peringkat

Sebarkan artikel ini
Olimpiade
Kontingen Indonesia saat acara pembukaan secara resmi Olimpiade 2020 di Tokyo, Jepang, Jumat (23/7). Dalam gelaran Olimpiade kali ini, Indonesia berambisi memperbaiki peringkat akhir. IST/GETTY/PATRICK SMITH

JAKARTA, hantaran.co – Indonesia mengusung ambisi memperbaiki peringkat pada gelaran Olimpiade Tokyo 2020. Dari seluruh keikutsertaan pada iven akbar olahraga sedunia ini, pencapaian terbaik Indonesia adalah peringkat 46 pada Olimpiade Rio 2016 dengan catatan 1 emas dan 2 perak. Setidaknya, Indonesia memerlukan dua emas untuk memperbaiki peringkat.

Dengan kekuatan 28 atlet dari delapan cabang olahraga (cabor) yang diikuti, Indonesia berkesempatan untuk meraih prestasi tertinggi medali emas Olimpiade Tokyo 2020. Kontingen Indonesia sendiri terdiri dari 11 atlet bulutangkis, 2 dari atletik, 4 atlet panahan, 1 menembak, 2 rowing, 5 angkat besi, 2 renang, dan 1 atlet surfing plus cadangan. Jumlah yang sama dengan yang dibawa saat Olimpiade Rio di Brasil 2016 lalu.

Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora) Zainudin Amali sebelumnya enggan menyebut jumlah medali yang jadi target raihan kontingen Indonesia. Hanya, para atlet diharapkan bisa meraih prestasi lebih baik dari yang dihasilkan di edisi Olimpiade sebelumnya, 2016.

“Olimpiade 2020 diharapkan lebih baik dari Olimpiade sebelumnya. Target kita langsung peringkat, jadi kita tak menyebut berapa emas, perak, perunggu. Tapi saat diskusi, sangat gampang di monitor. Jadi dalam grand design target kita harus lebih baik dari yang terakhir,” kata Menpora Amali saat konferensi pers virtual pada Kamis (8/7) lalu, dikutip dari cnnindonesia.com.

Lalu Berharap Final

Berdasarkan kekuatan, dari cabang atletik Indonesia meloloskan Lalu Muhammad Zohri di nomor paling bergengsi, 100 meter putra. Ia lolos ke Olimpiade setelah finis ketiga dengan 10,03 detik di Golden Grand Prix Osaka, Jepang, Mei 2019 yang juga catatan waktu terbaiknya. Pada Olimpiade Tokyo 2020, PB PASI berharap Lalu Zohri bisa lolos ke final.

“Sebisa mungkin dia bisa ke semifinal saja sudah bagus. Tapi kalau bisa, ke final. Tidak ada target waktu, tapi Lalu punya target pribadi bisa lari di bawah 10 detik. Soal medali, mudah-mudahan, melihat latihannya saya yakin dia bisa final dan lari di bawah 10 detik dan memecahkan rekor sendiri. Bisa di 9,99 detik, kan tetap di bawah 10 detik,” ujar Eni Nuraeni, Pelatih Lalu Zohri.

Lanjutkan Tradisi Emas

Sementara itu cabor bulutangkis Indonesia mengutus 11 atlet. Bulutangkis sendiri tentu saja menjadi cabor Indonesia yang punya tradisi emas Olimpiade bagi Indonesia. Kali ini, Tim Bulutangkis Indonesia kembali dibebani target emas. Ganda putra dan ganda campuran menjadi harapan tumpuan.

“Beban kami memang berat, tapi mudah-mudahan kami bisa mempertahankan tradisi emas Olimpiade untuk Indonesia. Ganda putra dan ganda campuran yang kami targetkan semoga mereka bisa maksimal,” kata Rionny Mainaky, Kepala Bidang Pembinaan dan Prestasi PBSI, Selasa (6/7).

Optimisme Panahan

Sementara itu lewat empat wakilnya di Olimpiade Tokyo 2020, cabor panahan yakin bisa mempersembahkan medali emas buat Indonesia kali ini. Keempat wakil panahan tersebut yakni Riau Ega Agatha Salsabila, Arif Pangestu, Alviyanto Bagas Prastyadi, serta Diananda Choirunnisa.

Sekretaris Jenderal (Sekjen) Persatuan Panahan Indonesia (Perpani) Iksan Ingratubun, mengatakan, panahan Indonesia akan meraih minimal satu medali emas dan satu medali perak dari Olimpiade Tokyo 2020. Emas ditargetkan diraih dari tim beregu putra, sedangkan beregu campuran diharapkan bisa meraih perak atau minimal perunggu.

Optimisme itu muncul setelah skor yang diciptakan beregu putra selama latihan masuk ke dalam poin medali emas di Olimpiade Tokyo, yakni 666 poin yang dihasilkan Bagas dan Arif, sedangkan Riau Ega catatan poin terbaik di 654 dan 660. Sementara poin standar ada di 634.

“Sudah di angka-angka yang insyaAllah bisa medali di Olimpiade Tokyo 2020. Kan sudah bisa dilihat saat mereka bertanding di Paris (2021 Archery Final Olympic Qualification Tournament). Makanya tidak heran tiga-tiganya dapat nilai 10. Jadi bukan target muluk-muluk,” ucap Iksan beberapa waktu lalu.

Mengangkat Angkat Besi

Sementara itu, Angkat besi menjadi cabang olahraga yang tidak pernah absen menyumbangkan medali Olimpiade buat Indonesia sejak 2000. Kali ini, angkat besi Indonesia berkekuatan lima lifter di Tokyo 2020, yakni Eko Yuli Irawan yang turun di kelas 62 kg putra, Windy Cantika Aisah di kelas 49 kg putri, Deni di kelas 67 kg putra, Rahhmad Erwin Abdullah di kelas 73 kg puta dan Nurul Akmal di 87 kg putri.

Wakil Ketua Umum Pengurus Besar Persatuan Angkat Besi Seluruh Indonesia (PB PABSI) Joko Pramono enggan memberikan target besar buat para atletnya. “Di situasi seperti ini kami tidak ada target. Kami hanya melaksanakan persiapan yang terbaik untuk bertanding. Tapi yang mendekati medali ada Eko dan Cantika,” kata Joko.

Bertanding Tanpa Beban

Sementara itu empat cabor lainnya mengaku tak memasang target khusus pada Olimpiade kali ini. Pada Cabor Menembak, Indonesia mengirimkan satu-satunya wakil, yakni Vidya Rafika Rahmatan Toyyiba di nomor 10 meter air riffle putri. Persatuan Menembak Seluruh Indonesia (Perbakin) menyebut tidak mematok medali pada Vidya.

Perbakin hanya berharap Vidya bisa menembus partai final nomor 50 meter rifle three positions putri dan 10 meter air rifle putri. “Targetnya Vidya Rafika masuk final, karena dia masih muda banget. Baru 20 tahun,” ucap Sekjen Perbakin Firtian Yudit Swandarta.

Dari Cabor Dayung, Indonesia mengirim wakil pada nomor lightweight women’s double sculls (LW2x) atas nama Mutiara Rahma Putri/Melani Putri. Keduanya lolos usai meraih peringkat empat pada kejuaraan kualifikasi di Tokyo yang berlangsung 7 Mei lalu.

Wakil Ketua Umum Pengurus Besar Persatuan Olahraga Dayung Seluruh Indonesia (PB PODSI), Budiman Setiawan menyebut, tidak ada target khusus buat rowing di Olimpiade Tokyo 2020. Namun, sekalipun tidak ditarget medali, Budiman berharap kedua atletnya bisa berlomba dengan optimal.

“Di olahraga dayung catatan waktu itu tergantung cuaca. Saya hanya menekankan supaya mereka bertanding dengan optimal. Target kami memang meloloskan atlet dan bisa bertanding di Olimpiade. Jadi tidak ada target khusus,” ujar Budiman.

Olimpiade Tokyo juga menjadi kali kali pertama surfing Indonesia ikut tampil lewat wakilnya, Rio Waida. Meskipun tampil debut, surfing tak mau melewatkan peluang untuk membawa pulang medali buat Indonesia. Meskipun perjuangan yang harus dilewati Rio Waida tak mudah karena harus menghadapi lawan-lawan tangguh sejak babak awal.

“Jadi skemanya berdasarkan seeding dan Rio berada di bawah. Artinya dia akan menghadapi lawan tangguh sejak di babak awal. Tapi kami optimistis dengan kemampuan Rio dan target kita bawa pulang medali, apapun itu,” sebut Tipi Jabrik, pelatih surfing untuk Olimpiade.

Ada pun pada Cabor Renang, Indonesia mengirim dua wakil ke Olimpiade Tokyo 2020 melalui jalurr wildcard. Mereka adalah Aflah Fadlan Prawira yang turun di nomor 400 meter dan 1500 meter gaya bebas dan Azzahra Permatahani di nomor 200 meter gaya ganti putri.

Sekjen Persatuan Renang Seluruh Indonesia (PRSI) Wisnu Wardhana mengatakan kedua perenang Indonesia yang tampil di Olimpiade Tokyo 2020 tak dibebankan meraih medali. “Target PRSI untuk dua atlet yang akan tampil di Olimpiade Tokyo 2020 adalah memperbaiki prestasi dan rekor nasional,” ucap Wisnu. (*)

Ishaq/hantaran.co