Ikatan Dokter Indonesia Sebut 35 Dokter di Sumbar Masih di Karantina

dr. Pom Harry Satria. IST

PADANG, hantaran.co – Sumatera Barat kembali mencatatkan 83 kasus baru Covid-19 pada Selasa 1 September 2020. Sehingga, sejak pertama kali ditemukan, Sumbar sudah mencatatkan 2.239 kasus Covid-19, termasuk 35 kasus di antaranya menimpa dokter, yang saat ini masih menjalani karantina dan perawatan di berbagai rumah sakit.

Ketua Ikatan Dokter Indonesia (IDI) wilayah Sumbar, dr. Pom Harry Satria menyebutkan, sejak pertama kali kasus Covid-19 ditemukan di Sumbar, hingga saat ini pihaknya sudah mencatat sekitar 60 dokter yang terinfeksi virus corona.

“Untuk total dokter yang telah sembuh, angka pastinya masih kami perbaharui bersama IDI cabang se-Sumbar. Namun perkiraannya, sudah ada 60 dokter yang terpapar Covid-19 di Sumbar, dan sekarang 35 orang masih dikarantina. Alhamdulillah, tidak ada dokter yang meninggal karena Covid-19 sampai saat ini,” kata dr. Pom kepada Haluan, Selasa (1/9/2020).

dr. Pom menekankan, bahwa dokter dan tenaga kesehatan (nakes) lainnya memang memiliki risiko sangat tinggi terpapat Covid-19. “Resiko terpapar nakes sangat tinggi. Ini juga disertai fakta sebagian Alat Pelindung Diri (APD) yang tidak sesuai standar, pada fakta masih rendahnya keterbukaan masyarakat untuk menyampaikan kondisi kesehatan saat diperiksa oleh dokter,” kata Pom lagi.

Risiko terpapar bagi dokter dan nakes, sambungnya, juga sangat terkait dengan beban kerja yang meningkat sehingga kondisi kesehatan dokter dan nakes menjadi lemah. “Kita tidak bisa mencari solusi dengan menambah tenaga dokter dan nakes dari luar Sumbar, karena semua provinsi juga menghadapi tantangan yang sama,” katanya.

Menurut dr. Pom, satu-satunya pilihan saat ini adalah mengoptimalkan pemberdayaan dokter dan nakes yang ada. Namun patut diingat, terpaparnya dokter dan nakes di Sumbar akan berdampak besar pada berkurangnya kemapuan pelayanan kesehatan di rumah sakit dan Puskesmas.

“Faktanya, beberapa sarana pelayanan kesehatan di Sumbar saat ini tutup sementara karena ada nakes yang terkonfirmasi positif Covid-19,” ucapnya lagi.

Pom menegaskan, jika kondisi ini tidak teratasi segera, maka ke depan akan ditemui kondisi di mana layanan kesehatan akan semakin berkurang secara kualitas dan kuantitas. “Berkurangnya kualitas dan kuantitas pelayanan kesehatan ini dapat terjadi seiring peningkatan angka kesakitan dokter dan nakes,” pungkasnya.

Jadilah Teladan

Pom meneruskan, bahwa IDI mengimbau seluruh dokter dan nakes di Sumbar, agar terus memberikan kinerja pelayanan terbaik bagi masyarakat, sembari terus meningkatakan perlindungan diri melalui APD berlevel standar dan menjaga kesehatan pribadi dengan istirahat yang cukup dan mengonsumsi pola makan sehat.

IDI juga mengimbau agar seluruh dokter dan nakes terus mengedukasi masyarakat agar terhindar dari pemahaman yang salah terkait Covid-19. Selain itu, juga memberikan panutan dalam melaksanakan protokol kesehatan.

Hal serupa kata Pom, juga diimbau kepada pemerintah daerah baik provinsi, kabupaten, mau pun kota, serta peran aktif dan keterlibatan tokoh agama dan tokoh adat, untuk menjadi panutan dalam penerapan perilaku yang sesuai dengan protokol kesehatan terkait Covid-19.

“Pilihan terbaik sekarang adalah perubahan perilaku dengan mengadopsi protokol kesehatan. Terapkan perilaku 3 M (memakai masker, menjaga jarak, dan mencuci tangan.red), dan terbuka untuk menyampaikan kondisi kesehatan saat diperiksa di sarana kesehatan,” ucap dr. Pom menutup.

Yesi/hantaran.co

Exit mobile version