Hari Pertama Sekolah di Agam Belum Efektif

hari pertama sekolah

Pelaksanaan PBM pada hari pertama sekolah di masa pendemi Kabupaten Agam

AGAM, Hantaran.co– Hari pertama sekolah pada masa pandemi di Kabupaten Agam berjalan kurang efektif. Secara umum, banyak sekolah pada hari pertama belum menjalankan Proses Belajar Mengajar (PBM).

Rata-rata siswa maupun guru hanya datang sekolah untuk bersilaturahmi karena dalam rentang yang cukup panjang tidak melakukan aktivitas belajar tatap muka. Selain itu pada hari pertama sekolah ini juga banyak wali murid yang mengantar khusus anaknya ke sekolah.

Salah seorang Wali Murid SD Negeri 05 Surabayo, Irna, Senin (4/1) mengatakan, ia sengaja mengantar anaknya ke sekolah hari ini. Dia mengaku tidak melihat aktivitas belajar mengajar seperti sebelum masa pandemi.

“Saya lihat aktifitas belajar mengajar belum terlalu serius, selain itu pulangnya juga cepat. Pada kesempatan pertama ini sepertinya masih silaturahmi,” katanya.

Sementara itu salah seorang siswa SMA 2 Lubuk Basung, Arif mengatakan, pada PBM Tatap Muka hari pertama tadi belum belajar. Majelis guru rapat, selain itu aktivitas siswa sebagian adalah daftar ulang.

Dikatakannya, selesai itu juga dilakukan pembagian jadwal masuk. Seperti dalam satu lokal dibagi ganjil genab. Untuk minggu ini siswa yang masuk PBM ke sekolah adalah siswa genab, sementara siswa ganjil di rumah.

“Saya masuk ke dalam siswa genab jadi untuk minggu ini jadwalnya libur, tadi ke sekolah mendaftar ulang. Minggu depan baru masuk, kemudian siswa ganjil yang libur,” kata Arif.

Sementara itu salah seorang guru kelas Sekolah Dasar (SD) 55 Batang Piarau Kampung Pinang Lubuk Basung, Yaldi Antoni mengatakan, tadi murid masuk sekolah seperti biasa sekitar pukul 7.30 WIB. Selesai sekitar Pukul 10.00 WIB sif pertama, sif kedua pukul 10.30 WIB sampai 12.30 WIB.

“Siswa dibagi dua sif, pagi dari setengah delapan pagi sampai pukul sepuluh. Kemudian dilanjutkan, pukul setengah sebelas sampai setengah satu siang,” kata Yaldi.

Dikatakannya, pembagian sif tergantung jumlah siswa pada masing-masing tingkatan. Dia sendiri di kelas empat hanya 1 sif karena siswanya memang sedikit. Tadi hadir sekitar 14 orang.

Yaldi mengaku, pelaksanaan sekolah tatap muka seperti ini sangat bagus. Karena siswa sangat tidak efektif belajar daring. ” Kalau di kampung seperti kami ini lebih baik tatap muka, karena siswanya sedikit, kalau belajar dari daring tidak berjalan dengan baik,” ungkapnya.

(Dayat/Hantaran.co)

Exit mobile version