LIMAPULUH KOTA, Hantaran.co—Petani Nagari Durian Tinggi, Kecamatan Kapur IX, Kabupaten Limapuluh Kota tak lagi berharap banyak pada komoditi gambir, karena harganya tak pasti dan para petani gambir terus merugi. Kini para petani sudah beralih ke tanaman pangan padi sawah dan padi gogo.
Dampaknya, sawah di nagari setempat kembali berproduksi yang sebelumnya sempat ditinggalkan petani saat harga gambil meningkat. Sehingga ekonomi masyarakat Nagari Durian Tinggi saat ini kembali bergerak.
Wali nagari Durian Tinggi, Ardi Ekis, kepada Hantaran.co di Payakumbuh, Rabu (18/11) mengatakan, berhasilnya petani kembali ke tanaman pangan tak lepas dari usaha pemerintah nagari yang berpikir dan berbuat untuk kesejahteraan masyarakat dengan upaya melakukan kerjasama dengan Dinas Tanaman Pangan, Hortoikultura dan Perkebunan serta daerah luar melalui pelatihan bagi anggota kelompok tani yang tergabung dalam Gapoktan.
Ditambahkann mantan anggota DPRD Limapuluh Kota itu, saat ini telah dilakukan penen serentak pada lahan sawah seluas 364 hektare termasuk 40 hektare panen padi gogo. Sehingga diharapkan mampu membantu pemerintah dalam ketahan pangan di tingkat nagari.
“Kami mengharapkan nagari mampu membantu pemerintah dalam ketahanan pangan,” tutur Ardi Ekis.
Sebelumnya pemerintahan nagari bersama masyarakat memperbaiki mutu tanah sawah, kebijakan memakai bibit unggul padi sehingga mampu menghasilak padi kering panen seberat 6 ton per hectare. Selain itu, melalui upaya bersama juga merobah menset berpikir petani. Ia mengajak petani setempat mendahulukan tanaman pangan disamping gambir.
Upaya pemerintahan nagari tersebut, bukan tanpa kendala. Menurutnya, masih dibutuhkan saluran irigasi untuk mengalirkan air ke sawah sawah petani yang masih tadah hujan.
“Bila saluran irigasi tercukupi, kita optimis produksi padi Durian Tinggi bakal meningkat melalui usaha tanam padi minimal dua kali pertahunnya,”ungkap Ardi Ekis.
“Kami berharap bupatih dan wakil bupati terpilih mendatang perlu meningkatkan pembinaan terhadap petani tanaman pangan, utamanya bagi daerah yang potensil usaha tani lain belum memadai. Panen padi serentak perlu diupayakan di tiap – tiap nagari dilakukan agar lebih mudah untuk mengontrol permasalahan di bidang pertanian khususnya padi. Seperti resiko Hama dan pola tanam,” tuturnya.
Dikatakannya, Bupati terpilih mendatang harus diminta membuat kesepakatan kepada pakar – pakar pertanian kampus di Sumatera Barat, untuk meneliti masalah tanah yang ada di Kabupaten Limapuluh Kota, utamanya di Kecamatan Pangkalan dan Kapur IX, diantaranya unsur hara, struktur tanah dan sarana penunjang seperti irigasi.
“Sebagai pemerintah nagari yang mendorong petani agar berproduksi tanaman pangan sebanyak mungkin, diharapkan di setiap nagari ada yang muncul menjadi konsultan bagi para petani setelah melalui pelatihan dan hadir di tengah – tengah masyarakat khususnya para petani padi sawah. Sehingga akan tercipta kedaulatan Pangan yang memadai Ardi Ekis.
Kepala Dinas Pertanian Tanaman Pangan, Holtikultura dan Perkebunan Limapuluh Kota, Eki Hari Purnama yang hendak dikonfirmasi di kantornya, belum berhasil dijumpai. Yang bersangkutan kebetulan sedang dinas luar.
“Kadis belum masuk pak, sedang dinas luar,” ungkap stafnya
(Zulkifli/Hantaran.co)