Harga Cabai Hingga Jengkol Pengaruhi Deflasi di Sumbar

BI

Kegiatan High Level Meeting (HLM) TPID Provinsi Sumatera Barat dengan tema utama "Strategi dan Inovasi Pengendalian Inflasi serta Penguatan Sinergi Koordinasi" Kamis lalu. IST

PADANG, hantaran.co – Realisasi inflasi di Sumatera Barat pada Agustus 2021 tercatat rendah dan stabil. Secara bulanan, Sumatera Barat tercatat mengalami deflasi sebesar -0,13% (mtm), atau lebih rendah dibandingkan realisasi Juli 2021 yang deflasi sebesar -0,09% (mtm).

Dikatakan Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Sumatera Barat, Wahyu Purnama A, secara tahunan inflasi Agustus 2021 tercatat sebesar 1,59% (yoy), menurun apabila dibandingkan dengan realisasi Juli 2021 yang sebesar 1,79% (yoy). Sementara itu, secara tahun berjalan Januari – Agustus 2021 Sumatera Barat tercatat mengalami deflasi sebesar -0.15% (ytd), lebih dalam dibandingkan realisasi Juli 2021 yang mengalami deflasi sebesar -0.02% (ytd).

“Deflasi Sumatera Barat pada Agustus 2021 terutama didorong oleh penurunan harga komoditas angkutan udara, cabai merah, daging ayam ras, jengkol dan sekolah dasar. Sementara itu komoditas yang mengalami inflasi antara lain komoditas bawang merah, minyak goreng, air kemasan, ikan cakalang/ikan sisik, dan ikan gembolo/ikan aso-aso,” katanya saat kegiatan High Level Meeting (HLM) TPID Provinsi Sumatera Barat dengan tema utama “Strategi dan Inovasi Pengendalian Inflasi serta Penguatan Sinergi Koordinasi”.

Dalam rangka menjaga kestabilan harga dan tingkat inflasi yang tetap rendah dan stabil, maka perlu adanya perhatian terkait risiko kenaikan harga pada akhir tahun 2021. Progress vaksinasi yang cukup baik saat ini, dapat mendorong peningkatan mobilisasi masyarakat akibat pelonggaran kebijakan Pemberlakukan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) di Jawa — Bali maupun PPKM lokal di Sumatera Barat.

Kenaikan permintaan dan konsumsi masyarakat secara umum pada periode Hari Besar Keagamaan Nasional (HBKN) Natal 2021 dan Tahun Baru 2022 diperkirakan dapat mendorong kenaikan harga bahan pangan, tarif moda transportasi, maupun harga barang dan jasa secara umum.

“Berdasarkan diskusi yang dilakukan, TPID Sumatera Barat berkomitmen untuk terus meningkatkan sinergi dan koordinasi dengan seluruh anggota TPID sehingga laju inflasi di Sumatera Barat tetap terkendali,” ujarnya di depan Gubernur Sumatera Barat, Mahyeldi Ansharullah, selaku Ketua TPID Sumatera Barat.

Program unggulan pengendalian inflasi daerah yaitu Toko Tani Indonesia Center (TTIC) akan terus dikembangkan di Kabupaten/Kota di Sumatera Barat. Disamping itu, pengembangan Sistem Informasi Data Pasokan dan Harga Pangan akan segera diselesaikan pada akhir tahun 2021 ini, dalam rangka membantu pemantauan perkembangan harga di semua Kabupaten/Kota se-Sumatera Barat dan mengurangi asimetris informasi harga pangan.

Untuk menjaga kestabilan harga, hilirisasi produk pertanian juga akan terus didorong. Lebih lanjut, TPID Provinsi Sumatera Barat juga berkomitmen untuk meningkatkan partisipasi TPID Kabupaten/Kota dalam meningkatkan inovasi pengendalian inflasi daerah di tahun 2022.

Fokus strategi pengendalian inflasi daerah selanjutnya akan dituangkan dalam Roadmap Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) yang saat ini perlu disusun kembali seiring dengan akan berakhirnya implementasi Roadmap Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) tahun 2019 — 2021. (*)

hantaran.co

Exit mobile version