Golongan yang Wajib Membayar Zakat Fitrah

Ustaz

Ustaz Dr. Aldomi Putra, S.Th.I, M.A,. IST

Dr. Aldomi Putra, S.Th.I, M.A

Pertanyaan : Kapan waktu kita boleh membayar zakat fitrah, siapa saja yang wajib berzakat fitrah dan tidak wajib berzakat fitrah?

Jawaban : Zakat fitrah hukumnya wajib bagi setiap muslim, baik orang merdeka maupun budak, orang dewasa maupun anak-anak, sebagaimana hadis riwayat Ibn Umar;

عن ابن عمر رضي الله عنهما قال  : فرض رسول الله صلى الله عليه و سلم زكاة الفطر صاعا من تمر أو صاعا من شعير على العبد والحر والذكر والأنثى والصغير والكبير من المسلمين وأمر بها أن تؤدى قبل خروج الناس إلى الصلاة

Dari Ibn Umar r.a, ia berkata, Rasulullah SAW telah memfardukan; zakat fitrah 1 sha’ tamar atau 1 sha’ gandum; atas budak dan orang mardeka, laki-laki dan perempuan, anak dan dewasa dari orang muslim, dan Rasulullah memerintahkan untuk membayarnya sebelum manusia keluar untuk shalat (‘ide/hari raya). H. R. Bukhari. (Imam Bukhari, Shahih al-Bukhari, Stuttgart: Jam’iyah al-Mukniz al-Islâmi, 2018, juz 1, hal.285)

Ibn Haja zal-‘Asqalani menjelaskan bahwa (على العبد والحر) secara zhair makna hadis adalah budak mengeluarkan zakat untuk dirinya, pemahaman seperti itu dikemukakan oleh Abu Daud. Abu Daud berargumen dengan hadis Abu Hurairah (marfu); tidak ada shadaqah bagi budak, kecuali shadaqah (zakat) firti. Kemudian Ibnu Hajar melanjutkan penjelasannya, bahwa tidak ada kewajiban bagi orang muslim pada budaknya, dan tidak pula kudanya untuk sedekah, kecuali sedekah fitri bagi budak yang dijanjikan merdeka. (Ibn Hajar al-‘Asqalânî, Fath al-Bârî bi Syarh Shahîh al-Bukhârî, al-Qâhirah: Dâr al-Hadist,1424H/2004M, Juz 3, hal.417-418).

Wajib zakat sudah ditentukan melalui makna hadis di atas, Ibnu Hajar al-‘Asqalani menjelaskan bahwa kewajiban mengeluarkan zakat tersebut adalah bagi orang yang menafkahi. Dengan demikian maka makna hadis (والذكر والأنثى) setiap laki-laki dan perempuan wajib mengeluarkan zakat dirinya, namun demikian perempuan yang bersuami, maka zakatnya dikeluarkan oleh suaminya, begitu juga dengan potongan hadis (والصغير والكبير) anak dan dewasa, maka yang mengeluarkan zakat adalah yang menjadi walinya atau yang menanggung hidupnya. (Ibn Hajar al-‘Asqalânî, Fath al-Bârî bi Syarh Shahîh al-Bukhârî, al-Qâhirah: Dâr al-Hadist,1424H/2004M, Juz 3, hal. 418).

Hadis di atas selain menyebutkan wajib zakat kepada setiap orang muslim, juga menerangkan besaran zakat fitrah yang dikeluarkan. Besaran zakat fitrah yang dikeluarkan adalah 1 sha’ tamar atau gandum. 1 sha’ sama dengan  4 mud. 1 mud sama dengan 675 gram, setara dengan 3,5 liter beras/2,5 kg beras.

Zakat yang dikeluarkan adalah makanan pokok, berdasarkan hadis di atas; 1 sha’ kurma/gandum. Kurma dan gandum adalah makanan pokok orang Arab, sementara di Indonesia makanan pokoknya adalah beras, maka beraslah yang akan dikeluarkan untuk zakat fitrah sesuai dengan ketentuan yang telah di tetapkan oleh Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS) yaitu 3,5 liter beras/2,5 kg beras.

Setelah menyebutkan semua wajib zakat, jumlah zakat yang akan dikeluarkan, lalu Rasulullah memerintahkan untuk membayarnya atau mengeluarkannya sebelum pelaksanaan shalat hari raya, itulah makna hadis (وأمر بها أن تؤدى قبل خروج الناس إلى الصلاة). Hadis tersebut juga bermakna maka tidak terkena kewajiban zakat fitrah bagi yang meninggal sebelum Ramadhan berakhir, dan sebaliknya terkena kewajiban zakat bagi orang yang lahir sebelum grub matahari pada akhir Ramadhan.

Zakat fitrah tersebut diberikan kepada asnaf delapan sebagaimana firman Allah;

إِنَّمَا الصَّدَقَاتُ لِلْفُقَرَاءِ وَالْمَسَاكِينِ وَالْعَامِلِينَ عَلَيْهَا وَالْمُؤَلَّفَةِ قُلُوبُهُمْ وَفِي الرِّقَابِ وَالْغَارِمِينَ وَفِي سَبِيلِ اللَّهِ وَابْنِ السَّبِيلِ فَرِيضَةً مِنَ اللَّهِ وَاللَّهُ عَلِيمٌ حَكِيمٌ (60)

Sesungguhnya zakat itu hanyalah untuk orang-orang fakir, orang miskin, amil zakat, yang dilunakkan hatinya (mualaf), untuk (memerdekakan) hamba sahaya, untuk (membebaskan) orang yang berutang, untuk jalan Allah dan untuk orang yang sedang dalam perjalanan, sebagai kewajiban dari Allah. Allah Maha Mengetahui, Mahabijaksana. (Qs. Attaubah/9:60).

Wallahu ‘Alam

Exit mobile version