Wali Kota Yota menekankan bahwa keberhasilan program tidak hanya diukur dari bantuan yang diberikan, tetapi juga perubahan perilaku dan kesadaran masyarakat terhadap pentingnya gizi seimbang.
“Kalau anak stunting, fungsi otaknya tidak berkembang maksimal. Ini bukan hanya soal tinggi badan, tapi soal masa depan bangsa,” ucap Yota dengan nada serius.
Untuk memperkuat dampaknya, Pemko Pariaman akan mengintegrasikan program MBG 3B dengan kelas gizi, forum ibu cerdas, dan edukasi pangan lokal di tingkat kelurahan. Harapannya, masyarakat bisa mandiri memenuhi kebutuhan gizi keluarga tanpa bergantung pada bantuan.
“Kita ingin gerakan ini menjadi budaya baru masyarakat sadar gizi, masak sehat, dan memanfaatkan hasil bumi sendiri. Dengan gizi baik, anak-anak Pariaman akan tumbuh sehat, kuat, dan siap menjadi generasi hebat,” tutup Yota penuh optimisme.
Lewat gerakan Makan Bergizi Gratis 3B, Pemerintah Kota Pariaman tak hanya membagikan makanan, tetapi juga menanamkan kesadaran bahwa masa depan bangsa dimulai dari dapur keluarga. Dari tangan-tangan ibu, dari piring sederhana berisi pangan lokal bergizi, lahirlah harapan besar, Pariaman bebas stunting, generasi kuat untuk Indonesia maju. (*)






