BUKITTINGGI, hantaran.co – Kepala Center of Disaster Monitoring and Earth Observation, Universitas Negeri Padang (DMEO UNP), Pakhrur Razi Ph.D, angkat bicara mengenai gempa Magnitudo 3.3 yang terjadi di Kota Bukittinggi Selasa (24/11/2020), pukul 14.18 WIB.
Dikatakannya, gempa itu terjadi di lokasi sesar Sumatera. Sesar ini sesar geser (strike slip fault) dimana patahan pada sisi barat Pulau Sumatra bergerak ke arah utara akibat penujaman miring Indo-Australia ke Eurasia.
“Pada dua hari lalu 22 November juga terjadi gempa di jalur ini, yaitu tepatnya di barat daya Tapanuli Utara dengan M 3.3 dengan kedalaman 10 kilometer,” katanya kepada hantaran.co Selasa (24/11/2020).
Lanjutnya, pada 14 November juga terjadi di bagian atasnya lagi, yaitu di Timur Laut Banda Aceh dengan M 5.3 dengan kedalaman yang sama yaitu 10 kilometer.
Sebelumnya pada pada Maret 2019 juga terjadi gempa berdekatan dengan Bukittinggi dengan M 4.3 dengan kedalaman 61.4 kilometer.
“Seperti gempa-gempa sebelumnya di jalur sesar Sumatra, gempa yang terjadi ini akan memicu gempa di tempat lain di sepajang jalur sesar Sumatra,” ujarnya.
Sebelumnya, berdasarkan data Badan Meteorologi Klimatoilogi dan Geofisika (BMKG), gempa terjadi pada Selasa (24/11/2020) pukul 14.18 WIB Pusat gempa berada di koordinat 0,29 lintang selatan dan 100,36 bujur timur dengan M 3.3.
BMKG menyebut pusat gempa berada di kedalaman 10 kilometer. Namun belum ada laporan seberapa kuat getaran gempa tersebut dirasakan. (*)
hantaran.co