Fokus

Geliat Transaksi Daring Pelaku Usaha di Sumbar

12
×

Geliat Transaksi Daring Pelaku Usaha di Sumbar

Sebarkan artikel ini
Daring
Pengemasan barang pesanan di Talago Sport, di Jalan Teuku Umar, Kota Padang, Senin (22/3). Dalam sehari, toko olahraga itu bisa mengirim 150 paket pesanan barang yang dipesan secara daring oleh pembeli dari berbagai wilayah di Indonesia. RIZKY SAPUTRA

Laporan : Rizky Saputra/Yesi Deswita/Yuhendra

Digitalisasi sektor perekonomian, terutama pada sektor usaha perdagangan dan jasa, adalah konsekuensi atas masifnya perkembangan teknologi internet, informasi, dan komunikasi. Para pelaku usaha di Sumbar serta perusahaan penyedia jasa pengiriman barang pun menangkap peluang ini sebagai potensi pemasukan yang menjanjikan.

Di salah satu ruangan di toko alat olahraga ternama di Kota Padang, Talago Sport, beberapa karyawan tampak tengah mengemas barang pesanan untuk segera dikirim kepada pemesan oleh kurir pengantar barang, Senin (22/3/2021). Pengemasan dilakukan setelah transaksi dengan pembeli diakhiri dengan penerimaan bukti transfer atas barang yang terjual.

“Barang dimasukkan ke dalam kotak produk. Dibungkus dengan baik. Nanti ada resi dari kurir yang menunjukkan pengirim dan tujuan pengiriman,” kata M. Rafki Surya Putra selaku pemilik Talago Sport, saat berbincang dengan Haluan di tokonya yang berada di Jalan Teuku Umar, Kota Padang.

Rafki mengakui, pemanfaatan internet, aplikasi, dan media sosial (medsos) saat ini sangat berdampak baik dalam pengembangan bisnisnya. Bahkan di tengah pandemi Covid-19 yang masih terjadi, Rafki hingga saat ini masih menerima dan melayani pembelian secara daring dengan lewat proses transaksi serba digital.

Talago Sport, kata Rafki, mulai melakukan penjualan dan melayani pembelian secara daring sejak 2017 lalu. Ia mengaku terinspirasi berdagang secara daring setelah mendengar saran salah seorang motivator, yang mengatakan bahwa dengan pemanfaatan digital via internet, transaksi jual beli dapat dilakukan ke seluruh Indonesia.

Alumni Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri Padang (FIK UNP) itu menuturkan, berkat teknologi internet yang mendukung pengoperasian aplikasi serta media sosial, barang dagangan yang awalnya hanya dibeli oleh warga Kota Padang dan sekitarnya, saat ini sudah dipesan dan digunakan oleh konsumen di berbagai daerah di Indonesia.

“Dengan memanfaatkan aplikasi dan media sosial, pesanan jadi semakin meningkat. Peningkatannya juga cukup fantastis. Orderan datang tidak hanya dari Sumbar, tapi juga dari pembeli di luar provinsi, bahkan ada pembeli yang berada di Pulau Jawa, Kalimantan, hingga Sulawesi,” katanya lagi.

Berjualan secara daring, katanya lagi, bukannya tanpa risiko. Rafki mengaku pernah mendapatkan komplain dari pemesan di luar Sumbar, yang membeli sepatu dengan ukuran yang tidak pas. Namun demikian, Talago Sport bersedia melayani permintaan penukaran barang, tetapi menutup peluang untuk mengembalikan uang atau membatalkan transaksi.

Dalam sehari, Rafki mengaku pesanan secara daring bisa mencapai 150 resi pengiriman. Hanya saja, pandemi Covid-19 yang berdampak pada perekonomian dan daya beli masyarakat, memang sedikit menurunkan jumlah penjualan.

“Kami selaku pengusaha tentu berharap pandemi ini segera berakhir, dan mahasiswa sebagai pangsa pasar utama kembali kuliah tatap muka. Sebab, rata-rata pelanggan memang datang dari kalangan mahasiswa,” katanya mengakhiri

Bisnis Kuliner Daring

Manfaat digitalisasi lewat teknologi internet tak hanya berlaku untuk transaksi jual beli antar daerah. Rahmi Syatria, pelaku usaha kuliner nasi rumahan di Kota Pariaman juga kecipratan berkah lewat berdagang secara daring yang ia tekuni sejak tahun lalu. Bahkan, dalam sebulan ia bisa meraup penghasilan hingga Rp3 juta.

“Alhamdulillah, sudah lebih satu tahun saya memanfaatkan medsos sebagai sarana promosi dan berjualan nasi rumahan. Caranya, hari ini saya lebih unggah jenis makanan atau menu yang akan dimasak untuk besok, nanti ada saja konsumen yang memesannya. Rata-rata konsumen dari Kota Pariaman dan Kabupaten Padang Pariaman,” kata Rahmi Syatria, Senin (22/3).

Lewat usaha yang ia lakoni itu, Rahmi bahkan bisa mempekerjakan tiga orang tetangganya sebagai juru masak, dan empat orang lainnya sebagai tenaga promosi sekaligus pengantaran pesanan. Ia mengaku, peluang bisnis daring ini juga dilandasi kesulitan ekonomi yang mendera sejak pandemi Covid-19 terjadi.

“Kebetulan suami saya buruh harian lepas. Sejak pandemi Covid-19 tidak dapat panggilan kerja. Sementara kita tetap butuh makan dan anak-anak butuh biaya pendidikan. Makanya muncul ide menjual makanan secara daring ini,” katanya lagi.

Rahmi merincikan, produk yang dijajakan lewat daring adalah nasi rumahan berisi nasi dan lauk seharga Rp10 ribu per bungkus, serta kudapan dengan harga Rp5 ribu per porsi. “Alhamdulillah, meski untungnya tipis-tipis, tetap cukup untuk memenuhi kebutuhan harian,” ucapnya lagi.

Peran Pengantar Pesanan

Transaksi jual beli secara daring juga tak bisa dilepaskan dari peran penyedia jasa pengantar barang. Di Sumbar sendiri, cukup banyak tersedia perusahaan jasa pengiriman dan pengantaran barang, terlebih lagi di perkotaan.

Salah satunya adalah PT. Pos Indonesia Cabang Padang, yang ikut menangkap peluang transaksi daring dengan memperkuat platform digital dalam pelayanan pengiriman barang. Sebagai pionir dan perintis jasa pengiriman dan jasa keuangan di Indonesia, PT. Pos Indonesia Cabang Padang semakin beralih dari “cara-cara” lama.

Kepala Kantor Pos Indonesia Cabang Padang Sartono memperlihatkan sejumlah aplikasi digital yang mulai dikembangkan PT. Pos Indonesia kepada Haluan saat berbincang pada Selasa (23/3). Ia menyebutkan, aplikasi disediakan untuk mempertahankan eksistensi PT Pos di tengah maraknya transaksi e-commerce digital.

“Kita juga punya e-wallet (dompet digital) yang mulai dirilis sejak awal 2019, namanya Pos Giro Mobile, yang bisa diunduh di playstore, di mana pelanggan bisa bertransaksi dari mana saja tanpa harus antre panjang di Kantor Pos,” kata Sartono.

Selain itu, katanya, PT Pos juga memiliki berbagai aplikasi digital lain seperti, QPosin Aja, O-Ranger Mobile, dan Quick Online Booking, di mana pelanggan bisa langsung memesan layanan jasa pengiriman dari PT Pos dengan sistem delivery, sehingga nantinya kurir yang akan menjemput barang ke tempat pengirim barang.

“Kita menyebutnya IPOS (Integreted Posta Service). Di mana, mulai dari loket hingga proses pengemasan, sortir, dan diberangkatkan dengan armada PT Pos, itu semua sudah menggunakan sistem digital. Pelanggan tidak perlu khawatir, karena di mana pun lokasi barang bisa dilacak. Kurir juga diwajibkan menggunakan smartphone,” tutur Sartono.

Penggunaan layanan digital, kata Sartoni, juga akan lebih efektif, efisien, serta lebih hemat waktu dalam bertransaksi menggunakan layanan digital di PT Pos. “Kami mengakui, transformasi ke sistem digital menyajikan banyak kemudahan dan keuntungan. Tidak hanya meningkatkan pemasukan, tapi pemasaran juga lebih luas,” ucapnya menutup. (*)