Gamawan Fauzi : Penanganan Tragedi Wamena Jadi Bukti Nasrul Abit Paham Etika Memimpin di Sumbar

Wakil Gubernur Sumbar, Nasrul Abit, saat menyapa warga. IST

PADANG, hantaran.co—Tragedi kerusuhan Wamena 23 September 2019 lalu membekas erat di ingatan sebagian besar warga Minang. Tak terkecuali di benak mantan Gubernur Sumbar Gamawan Fauzi. Betapa tidak, di saat-saat mencekam itu, puluhan perantau Minang harus meregang nyawa di tangan massa, sementara hampir seribu lainnya bertahan penuh cemas di pengungsian.

Sebagai seorang mantan Bupati, Gubernur, dan Menteri Dalam Negeri era Presiden SBY, salah satu sisi yang dikenang Gamawan Fauzi tentu saja soal penanganan nasib perantau yang tengah terancam keselamatannya di Tanah Papua saat itu. Dari sisi ini, Gamawan merasa sudah sepantasnya Wakil Gubernur Sumbar Nasrul Abit (NA) mendapat apresiasi khusus.

“Tentu sebagai orang Minang, kejadian hampir setahun lalu itu menyedot perhatian kita semua. Saya juga demikian, tiap sebentar memperbaharui informasi terkait nasib warga Minang di Wamena saat itu, dan saya menilai langkah Nasrul Abit sebagai wagub saat itu sangat tepat,” kata Gamawan usai menyambut NA di kediamannya di Padang, Rabu (02/09/2020) lalu.

Langkah yang dimaksud, kata Gamawan, adalah keberanian Nasrul Abit terbang berjam-jam dari Padang ke Wamena untuk bertemu langsung dengan perantau Minang di pengungsian, memastikan keadaan dan pengamanan, hingga memfasilitasi upaya pemulangan ke Ranah Minang. Bagi Gamawan Fauzi, semua menunjukkan bahwa Nasrul Abit bukan sekadar pemimpin formalitas.

“Yang saya yakini, memimpin Sumbar itu bukan sekadar memimpin daerah secara formal, secara administratif. Bukan itu saja, tapi juga menjadi Pusek Jalo Pumpunan Ikan, Kayu Gadang di Tangah Koto, Pai Tampek Batanyo, Pulang Tampek Babarito. Dalam diri Nasrul Abit, saya melihat itu,” ujar Gamawan lagi.

Secara tanggung jawab, sambung Bupati Solok dua periode itu lagi, jelas tragedi Wamena dan segala kerugian serta dampak yang timbul karenanya, menjadi kewenangan pemerintah daerah di Papua. Namun, NA selaku Wakil Gubernur yang tentunya mewakili Pemprov Sumbar, penuh keberanian datang ke pusaran konflik untuk memastikan bahwa Ranah Minang ada untuk perantau Minang di Wamena.

“Ini yang bermain dalam diri Nasrul Abit adalah raso, kepedulian, dan kearifan. Tampak bahwa sasakik sasanang, samalu sahino, kaba buruak baambauan, kaba baiak baimbauan, itu semua dipahami dengan baik olehnya. Nasrul Abit paham seperti apa kedudukan pemimpin di Minangkabau itu,” pungkas Gamawan.

rel/ishaq/hantaran.co

Exit mobile version