Olahraga

Furgon Habil Winata Dulu Dirundung, Kini Juara Dunia Silat

0
×

Furgon Habil Winata Dulu Dirundung, Kini Juara Dunia Silat

Sebarkan artikel ini
Furgon Habil Winata

Agam,hantaran.Co–Suara hentakan kaki dan teriakan komando menggema di Padepokan Silat Tangan Mas, Lubuk Basung, Minggu (26/10/2025) pagi. Di antara deretan pesilat muda yang sedang berlatih, tampak seorang remaja berwajah tenang namun bersemangat. Dialah Furgon Habil Winata (16 tahun), pesilat muda yang kini dua kali mengibarkan bendera Indonesia di ajang dunia, di Khasmir dan Bahrain.

Perjalanan Habil ternyata menuju panggung juara dunia tak selalu mulus. Remaja yang kini duduk di bangku kelas X SMA itu justru mengenal silat karena rasa sakit, bukan fisik, tapi hati. “Waktu SD sering di-bully (dirundung, red) teman-teman. Dari situ saya bertekad belajar silat, biar bisa lebih kuat dan percaya diri,” kenangnya pelan saat ditemui usai latihan.

Habil mulai menapaki dunia persilatan pada tahun 2019. Ia menjatuhkan pilihannya ke Padepokan Silat Tangan Mas di Lubuk Basung. Awalnya, keikutsertaannya lebih karena rasa penasaran. Ia datang, berlatih, tapi belum fokus.

Putra bungsu pasangan Delvi Yustika Rina dan Dodi Winata ini lahir dari keluarga sederhana. Sang ibu seorang ibu rumah tangga, sementara ayahnya bekerja sebagai kuli bangunan. Tak ada latar belakang bela diri di keluarganya. Namun semangat dan dukungan dari orang tua menjadi bahan bakar Habil untuk terus melangkah.

“Awalnya saya sering kalah. Bahkan di turnamen pertama, semua teman dari padepokan dapat juara, cuma saya yang tidak. Waktu itu rasanya malu dan kecewa banget,” ujar Habil tersenyum mengenang masa itu.

Kekalahan itulah yang kemudian menjadi titik balik hidupnya. Sejak hari itu, Habil berjanji akan berlatih lebih keras. Ia mulai disiplin, fokus dan menjadikan silat bukan sekadar kegiatan, tapi jalan hidup.

Hasilnya mulai terlihat dua tahun kemudian. Habil mulai menapaki podium juara saat bertanding di Bengkulu. Sejak itu, prestasinya terus meningkat hingga akhirnya dunia menoleh ke namanya.

Tahun 2025 menjadi tahun emas bagi Habil. Ia menorehkan dua gelar juara dunia, masing-masing di Khasmir dan Bahrain. Tak hanya itu, ia kini tengah bersiap menghadapi Popnas dengan target medali emas.

Meski dikenal sebagai pesilat berprestasi, Habil juga tak meninggalkan dunia akademik. Sejak SD hingga kini, ia dikenal sebagai siswa berprestasi. “Dari kelas 1 sampai 6 SD saya langganan juara tiga kelas,” ujarnya dengan tawa kecil.

Meski sudah mengantongi dua gelar juara dunia, Habil tak ingin cepat puas. Ia kini menatap cita-cita baru, menjadi taruna Akademi Militer (Akmil). “Saya ingin lolos Akmil, supaya bisa membanggakan orang tua dan membawa semangat silat ke medan yang lebih luas,” katanya mantap.

Kepada anak-anak muda yang baru mulai berlatih, Habil berpesan agar tak mudah menyerah. “Tidak ada yang tidak mungkin. Yang penting siap berlatih dan fokus pada tujuan. Kalau sudah yakin, terus jalan, nanti hasil akan mengikuti,” tutupnya dengan senyum.

Pendiri sekaligus Dewan Guru Padepokan Silat Tangan Mas, Asrial mengaku sudah melihat potensi Habil sejak dini. “Dari kecil dia memang anaknya gigih. Kalau sudah latihan, dia nggak main-main. Dan yang paling saya kagumi, dia sopan dan beretika,” tutur Asrial.

Ia menyebut, di padepokan itu para murid tidak hanya digembleng secara fisik, tapi juga mental dan moral. “Kami ajarkan bukan hanya gerakan, tapi juga etika, tata krama dan adab. Karena pesilat sejati bukan hanya kuat, tapi juga tahu hormat,” katanya.

Latihan di padepokan dilakukan dua kali seminggu, sementara latihan prestasi dilakukan setiap hari. “Masih banyak potensi juara di sini. Tinggal bagaimana rezeki dan kesungguhan mereka masing-masing,” ucapnya.

Asrial menuturkan, setiap anak yang berlatih di Padepokan Tangan Mas dibimbing sesuai kemampuan dan karakter mereka. “Kami tidak sekadar mencetak juara, tapi membentuk pribadi yang berani, rendah hati dan pantang menyerah. Karena silat bukan hanya olahraga, tapi juga pendidikan karakter,” ujarnya.

Ia menuturkan, dukungan pemerintah, KONI Agam, dan IPSI baik Sumbar maupun Agam turut menyumbang andil dalam kemajuan dunia beladiri silat, khususnya di padepokannya.

“Banyak anak muda seperti Habil yang punya potensi besar. Alhamdulillah semua pihak ikut peduli, untuk itu kami yakin akan lahir lebih banyak juara dunia dari Lubuk Basung,” pungkasnya.

Kini, remaja yang dulu sering diejek teman-temannya itu telah membuktikan bahwa ejekan bukanlah akhir segalanya. Dari rasa sakit, tumbuh kekuatan. Dari kekalahan, lahir kemenangan. Dan dari Lubuk Basung, nama Furgon Habil Winata kini menggema ke penjuru dunia, bukan karena tangisan, tapi karena keberaniannya melangkah dan tak menyerah.