EkonomiNasional

ESDM Sebut Harga Pertamax Tembus Angka Rp16 ribu per Liter pada April 2022

×

ESDM Sebut Harga Pertamax Tembus Angka Rp16 ribu per Liter pada April 2022

Sebarkan artikel ini

JAKARTA, hantaran.co – Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menyebut, harga keekonomian bahan bakar minyak RON 92 jenis Pertamax bisa tembus angka Rp16 ribu per liter pada April 2022.

Hal itu disampaikan Kepala Biro Komunikasi, Layanan Informasi Publik, dan Kerjasama Kementerian ESDM Agung Pribadi di Jakarta, menurutnya harga minyak pada Maret jauh lebih tinggi dibandingkan Februari memicu harga keekonomian Pertamax naik.

“Mempertimbangkan harga minyak pada Maret yang jauh lebih tinggi dibandingkan Februari, maka harga keekonomian atau batas BBM umum RON 92 pada April 2022 bakal lebih tinggi lagi dari sebelumnya Rp14.526 per liter, bisa jadi sekitar Rp16.000 ribu per liter,” ujarnya.

Menurutnya, salah satu faktor penyebab yang mendorong kenaikan harga tersebut adalah konflik geopolitik Ukraina dan Rusia. Akibatnya, pasokan minyak mentah dari Rusia dan Kazakhstan terganggu karena kerusakan pipa Caspian Pipeline Consortium yang berdampak pada berkurangnya pasokan ke Uni Eropa.

Terpisah, Ketua Komisi VI DPR RI Faisol Riza mengatakan, jika Pertamina menyesuaikan harga Pertamax tersebut justru bakal mewujudkan asas keadilan, karena selama ini BBM nonsubsidi dijual dibawah harga keekonomian sehingga BUMN migas seolah-olah mensubsidi pengguna Pertamax.

Selain itu, Pertamax adalah BBM nonsubsidi yang diperuntukkan bagi kalangan mampu, banyak pengguna kendaraan keluaran terbaru dan mobil mewah memakai BBM jenis ini.

“Bahkan, volume penjualannya juga hanya 14 persen dari total penjualan BBM Pertamina. Makanya jika Pertamina menyesuaikan harga Pertamax justru bakal lebih mewujudkan asas keadilan itu sendiri,” ucapnya.

Selain itu, ia menuturkan harga jual Pertamax saat ini dibawah harga keekonomian hingga menambah berat beban keuangan BUMN, terlebih saat harga minyak dunia terus melambung.

“Padahal yang namanya subsidi seharusnya diberikan kepada kalangan menengah ke bawah, yaitu pengguna Pertalite bukan Pertamax,” katanya menegaskan.

hantaran/rel