JAKARTA, hantaran.co — Anggota DPR RI dari Fraksi PAN, Guspardi Gaus, menilai gagasan yang dilontarkan Menteri BUMN, Erick Tohir, tentang pembelian peternakan sapi di luar negeri sebagai ide yang realistis. Mengingat Indonesia selalu mengimpor daging sapi disebabkan pasokan dari dalam negeri belum mampu memenuhi permintaan masyarakat.
Menurutnya, memang tidak bisa dipungkiri bahwa selama ini Indonesia belum bisa lepas dari ketergantungan impor sapi. Di lain sisi produktivitas peternak dalam negeri masih rendah sehingga belum mampu memenuhi kebutuhan daging nasional. Sementara pemenuhan kebutuhan dalam negeri harus di carikan solusinya.
Rencana membeli peternakan sapi di luar negeri ini adalah sebuah “dilema” tetapi merupakan sebuah ide realistis saat ini. Catatannya “hanya” di lakukan sebagai solusi jangka pendek.
“Dalam jangka panjang Pemerintah harusnya tetap harus fokus meningkatkan daya saing peternak lokal dan mengembangkan petenakan sapi dalam negeri guna mendorong kemandirian dan kedaulatan pangan nasional,” ujar Guspardi, Kamis (22/4/2021).
Legislator asal Sumbar ini pun mengingatkan, rencana pembelian peternakan sapi di luar negeri harus menimbulkan multi manfaat. Mesti dilakukan secara hati-hati dengan perhitungan detail dan matang. Perlu juga dikaji, apakah anggaran pembelian ini jauh lebih efesien dibanding membangun sendiri peternakan di dalam negeri. Jika iya, setidaknya bisa diuntungkan dengan investasi di peternakan yang “sudah jadi” dan secara cepat siap memenuhi kekurangan pasokan kebutuhan daging nasional.
“Manfaat lainnya mesti dapat menyerap secara langsung sistem manajemen peternakan profesional dan modren dari berbagai aspek. Bagaimana membangun perusahaan peternakan yang berbasis penerapan pengetahuan serta penggunaan teknologi mutakhir. Selanjutnya bisa dilakukan alih kemampuan tenknologi peternakan sapi dari negara yang sudah maju industri peternakannya untuk bisa diaplikasikan dalam membangun dan mengembangkan peternakan sapi di tanah air,” ucap politisi PAN itu.
Anggota komisi II DPR RI ini menyebut, pembelian semacam ini bukan Indonesia saja yang melakukannya. Negara Brunei dan Malaysia jauh hari sudah mempunyai peternakan sapi skala besar di Australia. Bahkan kedua negara tersebut sudah bisa melakukan eksport ke beberapa negara.
Namun begitu, menurut dia pemerintah tetap tetap wajib memperhatikan peternak lokal dan bertekad mewujudkan kemajuan peternakan Indonesia. Karena dengan hamparan lahan yang sangat luas di berbagai pelosok negeri sudah saatnya Indonesia berani membuka peternakan skala besar di dalam negeri sendiri dengan konsep “Integrated Farming” yang moderen dan profesional.
Oleh karenanya, Kementrian dan Lembaga terkait ia imbau terus melanjutkan program-program yang sudah berjalan selama ini dengan melakukan berbagai terobosan dan inovasi guna peningkatan daya saing industri peternakan dalam negeri baik kwalitas maupun kwantitasnya.
“Penyiapan “roadmap” swasembada daging sapi nasional harus juga disegerakan demi menciptakan kemandirian dan kedaulatan pangan nasional dapat di realisasikan. Hal ini harus menjadi prioritas utama,” kata Anggota Baleg DPR RI tersebut. (*)
Leni/hantaran.co