Epyardi Asda Kembali Difitnah, Elektabilitas Meningkat Dukungan Terus Bertambah

epyardi asda

Calon Bupati Kabupaten Solok, Epyardi Asda saat berdiskusi bersama warga di Nagari Sumani, Kabupaten Solok, Kamis (6/11). Rivo

SOLOK, Hantaran.co–Calon Bupati Kabupaten Solok, Epyardi Asda mengaku sejak mendaftar maju di Pilkada, ia mendapat”serangan” dan fitnah. Kampanye hitam itu makin bertambah ketika elektabilitas (keterpilihan) dan popularitas ia dan pasangannya Jon Firman Pandu terus meningkat di mata masyarakat.

“Sudah mulai ada fitnah lagi, baru-baru ini saya dituduh jika duduk jadi Bupati maka proyek Geothermal yang ada di Talang bakal dilanjutkan. Astaga, saya aja belum melihat proyek Geothermal itu. Jadi fitnah-fitnah seperti ini sudah mulai bermunculan, tapi tidak masalah, kita tetap jalan karena saya mempunyai niat baik. Dari hasil survei kami unggul,”tuturnya kepada ratusan warga yang mendukung di Nagari Sumani,Kabupaten Solok, Kamis (7/11).

Ditambahkannya, manuver kampanye hitam yang ditujukan kepadanya juga merambah ke media sosial. Salah satunya dengan menyebarkan video editan tentang dirinya.

“Ada video saya sedang berorasi lalu diambil diedit dipotong disebarkan. Ini yang tidak baik, sekali lagi kami tidak gentar karena kami bersama warga. Bahkan bisa dibuktikan, hampir setiap hari puluhan bahkan ratusan warga datang ke tempat saya untuk memberikan dukungan,”ucapnya.

Selain itu, ia mengatakan, upaya pihak tertentu yang ingin menyerangnya terjadi pada musibah kecelakaan bus wisata yang hendak berwisata ke Bukit Chinangkiek beberapa waktu lalu. Peristiwa itu juga dikaitkan dengan dirinya.

‘Seakan-akan dicari cari kesalahan saya,”ucapnya.

Namun, dalam kejadian itu, Athari Gauthi Ardi anak dari Epyardi Asda yang saat ini duduk di DPR RI langsung merespon peristiwa tersebut. Anggota DPR dari PAN dapil Sumbar itu itu bakal membantu biaya pengobatan korban yang terluka.

Terkait fitnah yang menyerang Epyardi Asda, ditanggapi oleh tokoh masyarakat Nagari Sumani, Pandito Sampono. Ia mengatakan, menjadi saksi bagaimana kepribadian Epy yang sering disapa kapten itu adalah sosok yang humanis dan agamawi.

“Ada yang mengatakan Pak Epy itu kasar, pemarah dan sebagainya. Padahal ia orang tegas bukan pemarah, bahkan ia adalah sosok pemimpin yang masuk kriteria dalam Islam. Contoh, ia sering jadi imam di masjid, fasif baca al quran, hal ini kan tidak banyak orang tahu,” tuturnya.

Ia mengatakan, masyarakat menginginkan pemimpin yang intelektual dan agamawi. Karena menurutnya seorang pemimpin itu bukan saja pandai memimpin untuk dunia saja tapi juga bahagia di akhirat

“Beliau ini seorang yang paham agama, saya sendiri sudah uji beliau dengan kefasihan beliau membaca Al-Quran dan jadi imam salat berjemaah, saya sendiri beserta jemaah mengaminkan doa beliau setelah salat berjemaah. Sebaiknya kalau kita akan memilih pemimpin pilihlah pemimpin yang betul-betul beriman dan bertaqwa pandai jadi imam, berzikir dan berdoa, kemudian dari itu jangan kita lupa mempelajari sifat orang yang akan memimpin kita, satu Thawadhu. Dua, Qonaah. Tiga, Waaro, dan yang ke empat Yaakin. Mudah mudahan kita mendapat pemimpin yang sesuai dengan kehendak hati nurani kita,” tuturnya.

Selain memiliki popularitas, dan elektabilitas, dari segi harta kekayaan para calon yang bertarung di Pilkada Kabupaten Solok, Epyardi Asda memiliki harta tertinggi bahkan dari seluruh calon Pilkada di Sumbar.

Tercatat, dari Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) yang merilis Laporan Harta Kekayaan Penyelenggara Negara (LHKPN), Epyardi Asda memiliki harta kekayaan Rp73.068.321.453, lalu Desra Ediwan, Rp4.161.084.861. Disusul Yulfadri, Rp3.841.131.573, dan Nofi Candra: Rp3.232.333.950. Jon Firman Pandu Rp2.670.000.000 dan terakhir Adly, Rp2.417.113.316.

(Rivo/Hantaran.co)

Exit mobile version