SOLOK, Hantaran.co—Dalam tahapan Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada), debat publik (terbuka) adalah sarana bagi pasangan calon (Paslon) untuk menyampaikan gagasan, ide progam dan visi misinya. Begitu juga masyarakat, dapat mengenal lebih jauh calon pemimpinnya.
Di Kota Solok, Pilkada juga digelar. Debat pun diadakan dalam Pesta demokrasi lima tahunan itu.
Ada empat Paslon yang tampil di debat yang diadakan di Stasiun Televisi Republik Indonesia (TVRI) Sumbar di Padang pada Rabu (18/11) 20.00 WIB.
Empat paslon itu yakni Reinier-Andri Marant, Zul Elfian-Ramadhani, Ismael Koto-Edi Candra, Yutris Chan-Irman Yefri Adang.
Mereka tampil, ditayangkan secara langsung di televisi milik pemerintah itu, dan di platform media sosial seperti di Facebook serta youtube. Semua masyarakat bebas mengakses.
Debat dimulai, masing-masing Paslon ada yang menyiapkan catatan dalam kertasnya, ada juga yang santai tanpa baca teks. Sejumlah pertanyaan yang diberikan oleh pemateri dilibas oleh empat paslon.
Lalu masuk pada segmen yang ditunggu-tunggu, yakni saling lempar pertanyaan sesama Paslon. Di segmen ini masyarakat dapat melihat kemampuan komunikasi dan wawasan pasangan yang akan dipilihnya.
Hal menarik dalam segmen ini, ketika Calon Wali Kota nomor urut 2 Zul Elfian melemparkan pertanyaan kepada Paslon nomor 4 yakni Yutris Chan-Irman Yefri Adang.
Zul Elfian yang merupakan petahana itu, mempertanyakan bagaimana agar Human Developmet Index (HDI) di Kota Solok bisa naik.
“UNDP adalah sebuah lembaga yang berada di bawah PBB, ukuran keberhasilan pembangunan sebuah daerah dari itu diukur dari HDI, kira-kira kiat apa yang akan dilakukan oleh pasangan nomor urut 4 jika terpilih meningkatkan HDI Kota Solok yang sekarang berada pada tingkat 78, nomor 3 di Provinsi Sumbar, silakan terimakasih,” ucap Zul Elfian.
Pertanyaan tersebut dijawab langsung oleh Calon Wakil Wali Kota Irman Yefri Adang yang juga mantan anggota DPRD Kota Solok itu.
Uniknya, Irman mengakui pertanyaan yang disampaikan itu hebat dan menjebak. Namun, tidak menjelaskan kenapa menjebak dan tidak menguraikan kiat untuk menaikan HDI.
“Pertanyaan yang diajukan oleh pasangan nomor 2 itu sangat hebat dan menjebak sekali. Tapi yang pasti di dalam membangun Kota Solok ini yang paling penting itu adalah komitmen kita, tidak saja bermain angka tidak saja bermain apa yang kita dapatkan dari pemerintah pusat. Kita mengatakan angka kemiskinan sudah di bawah 1 persen. Sementara statustik mengatakan kita masih di angka 3,2 persen, makanya data-data yang ditanya, bertanyalah dengan pertanyan yang diajukan tentu harusnya mencerdaskan kepada masyarakat Kota Solok, makanya pasangan nomor 4 hadir di tengah masyarakat Kota Solok,”tutur pria yang disapa Adang itu.
Dilansir dari situs resmi UNDP, HDI diikur dalam tiga kategori yakni Pendidikan, Kesehatan dan Pendapatan. HDI merupakan indikator majunya suatu daerah.
Debat publik dalam Pilkada Kota Solok diadakan dua kali. Pertama di TVRI pada Rabu (18/11) dan yang kedua pada Rabu (25/11) di Kota Solok.
(Hantaran.co)