Di Tengah Pandemi: Kongres HMI Berbuat Untuk Ummat dan Bangsa

Hendra Naldi

Hendra Naldi. IST

LAPORAN : HENDRA NALDI

Rasanya kongres paling sulit untuk saling berinteraksi harusnya adalah kongres 31 HMI yang sedang berlangsung di Surabaya. Tapi dalam pengamatan saya sebagai Alumni yang mencoba mengamati langsung dengan pandangan mata telanjang semuanya menjadi mudah. Semuanya menjadi unik dan menarik.

Anak-anak muda itu tidak mengenal takut dan terpengaruh dengan issu global ini, padahal sudah merenggut banyak korban. Mereka seolah-olah mengatakan kami siap menjadi martil untuk menunjukkan bahwa kaum muda memang harus tetap beraktivitas, dengan tubuh yang selalu sehat. Seorang dokter muda saya temui dan bertanya, “adakah imun mereka tinggi akibat adrenalin mereka juga tinggi?” Dengan tersenyum dokter muda yang katanya aktivis Lembaga Kesehatan Mahasiswa Islam itu berkata,”belum ada riset bang, cuma rasa gembira dan sillahturrahmi kan memang mempertinggi imunitas”.

Pada tanggal 20 Maret 2021 sebuah kapal penuh berisi Mahasiswa yang akan mengikuti kongres merapat di pelabuhan Surabaya. Mereka lebih hebat dari Ketum PSSI yang konon katanya masih berdialog juga soal bisa diputar atau tidaknya Liga Indonesia. Sementara itu kongres HMI mendatangkan banyak Romli (Rombongan Liar) yang sesungguhnya tidak penting untuk didatangkan. Namun, menurut anak anak muda itu, mereka harus datang.

Uniknya para Romli itu difasilitasi pemerintah. Seolah-olah rombongan itu memang sudah begitu adanya. Wajarlah masyarakat merasa heran “Kok tidak di usir ya?” Malah mereka ditampung di satu tempat diberi akomodasi dan bergembira ria di Surabaya. Terasa sekali kota yang beberapa bulan ini “mati kutu” oleh pandemi menjadi bisa tersenyum dan bergairah. Mudah mudahan mereka itu bukan menjadi sumber bencana.

Lalu pertanyaannya apa hubungannya Kongres dengan Pandemi? Di sini titik masalah yang menarik kita tulis. Seharusnya kongres HMI saat ini tidak lagi membicarakan pembagian “jatah kursi”. HMI harusnya mengabdikan diri untuk Ummat, bukan untuk diri sendiri. Belajar dari yang sudah-sudah bahwa hasil kerja individu menimbulkan banyak masalah, salah satunya terpecahnya HMI. Masalah Islah dengan HMI MPO hingga saat ini masih menjadi PR besar bagi kalangan HMI, namun keadaan saat ini kian parah disaat perpecahan dilatarbelakangi oleh kepentingan-kepentingan individu dan kelompok, hal ini sedikit banyak telah melemahkan eksistensi HMI.

Di sisi lain, ternyata dari tiga ormas kepemudaan yang sedang Kongres di waktu yang bersamaan (HMI, PMII, dan PII), ternyata kongres yang paling meriah itu justru adalah kongres HMI di Surabaya. Artinya apa? Hal ini menunjukkan bahwa HMI masih memiliki kader yang banyak secara kuantitatif. Hal ini kemudian dipetegas pula oleh Presiden Joko Widodo saat pidato pembukaan Kongres HMI dengan menyebutkan banyaknya kader HMI di kabinetnya. Namun, hal tersebut tidak serta merta mewakili kesuksesan HMI hari ini. Pada alumni HMI di kabinet adalah produk masa lalu. Oleh sebab itu saya berharap kongres hari ini seharusnya juga mengeluarkan beberapa gagasan bernas untuk kemajuan Ummat dan Bangsa.

HMI harus tetap menjadi salah satu yang terdepan dalam mengapresiasi dan mengkritisi segala macam perubahan dilakukan otoritas. HMI harus menjaga segala macam bentuk Intervensi dengan menjaga sikap Independensinya. HMI adalah anak Ummat, sikap ini yang harus terus terpatri di lubuk hati seluruh kader. Serta HMI juga harus berbuat ketika bangsa sedang membutuhkannya.

Saat ini, sesungguhnya HMI sangat dibutuhkan untuk selalu hadir membela dan memperjuangkan rakyat yang sangat terpuruk kehidupannya akibat lamanya durasi waktu yang dipakai untuk menghadang musibah dunia ini. Fenomena Korupsi masih menjadi isu yang juga hendaknya jadi perbincangan hangat di kongres dengan mengeluarkan jurus-jurus jitu untuk menangkal masalah itu.

Isu intervensi asing dan ancaman disintegarsi harusnya menjadi agenda pembicaraan selama kongres ini. Pemikiran pemikiran bernas itu harus tetap jadi pembicaraan. Sehingga kehadiran kongres masih tinggi maknanya bagi Ummat dan Bangsa.

Terakhir untuk menjawab fenomena yang ada, yaitu Pandemi. HMI harus berikan kepercayaan pada masyarakat, mari tetap jaga Sillahturrahmi dengan tetap menjaga protokol kesehatan. Mari tetap beraktivitas dengan tetap menjaga 5 M. HMI memang sedang diuji. Bila ini sukses. Angka pandemi tetap bergerak ke arah berkurang. Maka Kongres itu sudah menunjukkan pada dunia, Indonesia sudah sukses mengendalikan pandemi Covid 19 dan masyarakat tidak perlu cemas, pemerintah juga makin percaya diri untuk mengatasi masalah ini. Selamat berkongres HMI.

*Penulis Mantan Ketua HMI Badko Sumbar dan Riau periode 1995-1997

Exit mobile version