Pariaman,hantaran.Co–Perubahan cuaca yang tidak menentu belakangan ini mulai berdampak pada meningkatnya kasus penyakit menular di Kota Pariaman. Dua penyakit yang menjadi sorotan utama adalah campak dan cacar air, yang dalam beberapa minggu terakhir menunjukkan tren peningkatan cukup signifikan.
Berdasarkan data Dinas Kesehatan Kota Pariaman per 27 Oktober 2025, sejumlah wilayah menunjukkan peningkatan jumlah suspek campak. Wilayah Kurai Taji tercatat memiliki kasus tertinggi dengan 21 orang suspek dan 3 spesimen telah diperiksa. Disusul oleh Marunggi dengan 14 suspek, Kota Pariaman 10 suspek, Sikapak 7 suspek, Air Santok dan Kampung Baru Padusunan masing-masing 5 suspek, serta Naras sebanyak 4 suspek.
Tren peningkatan kasus ini bukan kali pertama terjadi. Dinkes mencatat bahwa pada Oktober 2024 lalu, jumlah kasus campak mencapai angka tertinggi, yakni 44 kasus. Kondisi tersebut menjadi alarm bagi petugas kesehatan untuk meningkatkan kewaspadaan. “Potensi peningkatan kembali bisa saja terjadi bila tidak diantisipasi bersama,” jelas Kepala Dinas Kesehatan Kota Pariaman, Nazifah.
Kondisi ini mendorong Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Pariaman mengeluarkan imbauan agar masyarakat meningkatkan kewaspadaan dan menjaga kebersihan lingkungan. Kepala Dinas Kesehatan Kota Pariaman, Nazifah, menjelaskan bahwa pola cuaca yang berganti cepat antara panas dan hujan menjadi salah satu faktor penyebab menurunnya daya tahan tubuh masyarakat, terutama pada anak-anak.
“Sekarang cuaca panas hujan, panas hujan. Ini membuat daya tahan tubuh menurun, terutama anak-anak. Penyakit yang sedang banyak menjangkit saat ini adalah campak dan cacar air,” ujarnya, Jumat (31/10/2025).
Menurut Nazifah, kasus serupa tidak hanya terjadi di Kota Pariaman, melainkan juga di sejumlah daerah lain di Sumatera Barat. Ia menekankan pentingnya langkah pencegahan dini dengan menjaga kebersihan lingkungan dan membatasi aktivitas di luar ruangan saat cuaca ekstrem. “Kalau cuaca sedang panas terik atau hujan lebat, sebaiknya tetap di rumah. Lingkungan yang bersih juga penting supaya tidak jadi tempat berkembangnya virus,” tambahnya.
Nazifah menambahkan, jika dalam satu lingkungan terdapat lebih dari lima warga yang terjangkit campak, maka kondisi tersebut sudah dikategorikan sebagai kejadian luar biasa (KLB). Ia mencontohkan, di Desa Marunggi, sempat terjadi kasus serupa. “Begitu ada laporan, kami langsung turun ke lapangan bersama petugas puskesmas untuk pemeriksaan dan penyuluhan kepada warga,” ungkapnya.
Sebagai langkah pencegahan, Dinkes kini gencar melakukan edukasi ke sekolah-sekolah. Petugas memberikan penyuluhan tentang gejala awal penyakit serta langkah yang harus dilakukan bila ada tanda-tanda mencurigakan. “Kami turun ke sekolah, memberi tahu anak-anak supaya peka. Kalau demam dan mata terasa nyeri waktu dikatupkan, itu bisa jadi tanda campak atau cacar air. Kalau begitu, jangan dulu ke sekolah, istirahat di rumah supaya tidak menular,” jelasnya.
Nazifah juga menyoroti pentingnya peran orang tua dalam pencegahan penyakit. Ia mengingatkan agar orang tua lebih memperhatikan kebersihan dan gizi anak, termasuk membiasakan anak mencuci tangan, mengganti pakaian sepulang sekolah, dan mengonsumsi makanan bergizi seimbang. “Anak-anak lebih rentan karena daya tahan tubuh mereka belum sekuat orang dewasa,” katanya.
Selain edukasi dan pemantauan kasus, Dinas Kesehatan juga memperkuat koordinasi dengan seluruh puskesmas di Kota Pariaman. Setiap puskesmas diminta melakukan pelaporan cepat dan pemeriksaan spesimen terhadap kasus yang ditemukan untuk memastikan penyebab penyakit. Upaya ini dilakukan agar penularan dapat ditekan sebelum meluas ke wilayah lain.
Dinkes menegaskan, keberhasilan pengendalian penyakit sangat bergantung pada kesadaran masyarakat. Masyarakat diminta segera melapor atau memeriksakan diri ke fasilitas kesehatan bila mengalami gejala seperti demam tinggi, ruam merah, atau nyeri di tubuh. “Yang penting itu kesadaran masyarakat. Kalau ada gejala, segera lapor ke puskesmas atau periksa ke dokter. Dengan deteksi cepat, kita bisa mencegah penyebarannya,” tutup Nazifah.






