JAKARTA — Pemerintah Kabupaten Pesisir Selatan mendorong percepatan pembangunan bandar udara perairan (water airport) di kawasan wisata bahari Mandeh, Kecamatan Koto XI Tarusan, Sumatera Barat. Langkah ini dinilai strategis untuk meningkatkan konektivitas antar pulau sekaligus mendukung sektor pariwisata dan ekonomi lokal.
Dorongan tersebut disampaikan langsung oleh Bupati Pesisir Selatan, Hendrajoni, dalam audiensi dengan Badan Kebijakan Transportasi (Baketrans) Kementerian Perhubungan RI di Jakarta, Rabu (17/7/2025). Ia didampingi Kepala Dinas Perhubungan Syafrijoni dan pengawas transportasi Fauzan Afrizal.
“Berdasarkan kajian PT Dirgantara Indonesia dan BRIN, Pulau Cubadak di kawasan Mandeh sangat potensial dikembangkan sebagai lokasi seaplane hub. Akses udara ini akan mempercepat konektivitas wisatawan dari bandara utama menuju destinasi wisata,” kata Hendrajoni.
Ia menambahkan, keberadaan bandara perairan akan memperkuat peran Mandeh sebagai Kawasan Wisata Bahari Terpadu (KWBT) yang berdaya saing. Infrastruktur ini diharapkan turut mendukung distribusi hasil laut dan produk UMKM lokal ke pasar yang lebih luas.
Dalam kesempatan yang sama, Bupati Hendrajoni juga membahas skema kolaborasi pendanaan proyek bersama Kepala Pusat Kebijakan Prasarana Transportasi dan Integrasi Moda, Capt. Novyanto Widadi. Skema yang ditawarkan melibatkan sinergi antara pemerintah pusat, pemerintah daerah, dan mitra swasta.
“Kawasan Mandeh sangat potensial menjadi pintu gerbang ekonomi baru berbasis transportasi perairan, khususnya dengan moda seaplane,” ujar Capt. Novy.
Dukungan juga datang dari sektor swasta. Operation and Business Development Manager PT Global Aviasi Indonesia, Bevan Andrean, menyatakan kesiapan pihaknya dalam mendukung pengembangan jaringan seaplane di wilayah Sumatera Barat, termasuk Pesisir Selatan.
Sebagai informasi, pemerintah pusat sejak pertengahan 2024 telah menetapkan beberapa wilayah sebagai proyek percontohan pengembangan transportasi perairan, seperti Bali Selatan. Audiensi Pemkab Pesisir Selatan ini dinilai sebagai langkah awal untuk mendorong Mandeh sebagai lokasi pilot project berikutnya. Apalagi, kawasan ini sudah ditetapkan sebagai Kawasan Strategis Pariwisata Nasional (KSPN).
Sebelumnya, pada April 2025, Bupati Hendrajoni juga telah meninjau sejumlah infrastruktur pendukung di kawasan Mandeh. Ia menemukan beberapa fasilitas seperti Gedung Tourism Information Center (TIC), Sentra IKM Perikanan, dan dermaga mini belum dimanfaatkan secara optimal.
“Pembangunan bandara perairan harus dibarengi dengan pembenahan infrastruktur dasar dan pelatihan SDM lokal, khususnya pelaku UMKM di sektor pariwisata dan perikanan,” ucapnya.
Hendrajoni berharap, dengan dukungan regulasi dari Kementerian Perhubungan serta sinergi lintas sektor, pembangunan bandara perairan di Mandeh dapat segera direalisasikan.
“Insya Allah, Mandeh akan menjadi pelopor transportasi udara perairan di pesisir barat Sumatera,” pungkasnya.