PASAMAN, HANTARAN.CO – Bupati Pasaman, Welly Suhery meresmikan Program Nagari Tangguh Bencana (Natana), Senin (25/8/2025) di halaman Kantor Wali Nagari Durian Tinggi, Kecamatan Lubuk Sikaping. Kegiatan ini menjadi bagian dari program 100 hari kerja Bupati dan Wakil Bupati Kabupaten Pasaman, dalam upaya memperkuat kesiapsiagaan masyarakat terhadap ancaman bencana.
Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Pasaman melaporkan bahwa hingga saat ini telah terbentuk empat Nagari Tangguh Bencana berstatus Madya, yakni Nagari Durian Tinggi, Pauh, Aia Manggih Barat, dan Tanjung Beringin Utara. Capaian ini dinilai sebagai langkah maju dalam mewujudkan Kabupaten Pasaman Tangguh Bencana dalam lima tahun ke depan.
Acara peresmian ini dihadiri oleh Bupati Welly Suhery, unsur Forkopimda Kabupaten Pasaman, Basarnas Pasaman dan Pasaman Barat, Kepala OPD terkait, camat, wali nagari se-Kabupaten Pasaman, Ketua Forum Pengurangan Risiko Bencana Kabupaten Pasaman, serta tokoh masyarakat, bamus nagari, TP-PKK, KAN, bundo kanduang, dan perangkat Nagari Durian Tinggi.
Wali Nagari Durian Tinggi, Hendra Gunawan, menyampaikan rasa terima kasih atas kepercayaan pemerintah daerah menjadikan nagarinya sebagai lokasi peresemian program Natana Kabupaten Pasaman Tahun 2025.
“Sebagai daerah yang telah ditetapkan menjadi Nagari Tangguh Bencana berstatus Madya, perlu dilakukan upaya komunikasi, informasi, dan edukasi kepada masyarakat terkait penanggulangan bencana,” ujar Hendra.
Ia menambahkan bahwa bencana bukan hanya ancaman alam, tetapi juga sosial dan non-alam yang dapat memengaruhi kehidupan masyarakat. “Oleh karena itu, peran nagari sangat penting dalam membangun kesiapsiagaan dan ketahanan masyarakat menghadapi berbagai ancaman tersebut,” katanya.
Dalam sambutannya, Bupati Welly Suhery menegaskan bahwa dari 62 nagari yang ada di Kabupaten Pasaman, sebanyak 50 nagari telah membentuk Nagari Siaga Bencana, sementara empat lainnya berstatus Nagari Tangguh Madya. Namun, masih ada beberapa nagari yang belum memiliki kelembagaan siaga bencana dan perlu segera dibentuk.
“Seluruh nagari wajib membentuk Nagari Siaga Bencana sebagai bagian dari kewajiban hukum negara dalam melindungi masyarakat. Penetapan Nagari Tangguh Bencana tidak boleh berhenti pada seremoni. Nagari harus mampu mengenali ancaman, menyiapkan rencana kesiapsiagaan, bertindak cepat dalam keadaan darurat dan segera pulih pascabencana,” ucap Bupati.
Acara ditutup dengan simulasi siaga bencana gempa bumi yang melibatkan anggota Natana dari empat nagari, yakni Natana Durian Tinggi, Natana Pauh, Natana Aia Manggih Barat, dan Natana Tanjung Beringin Utara. Kegiatan ini menjadi simbol nyata kesiapsiagaan masyarakat Pasaman dalam menghadapi potensi bencana di masa mendatang. (*)