PADANG, hantaran.co – Kepala Bank Indonesia (BI) Provinsi Sumatra Barat (Sumbar) Wahyu Purnama A mengatakan, kondisi penutupan tempat wisata selama pandemi dinilai tidak signifikan mempengaruhi outflow periode Ramadan tahun 2021.
“Outflow lebih didominasi oleh penarikan bank (di loket BI dan loket Kas Titipan) untuk pemenuhan kebutuhan realisasi pengeluaran pemerintah daerah,” kata Wahyu saat dihubungi Hantaran.co, Minggu (16/5).
Wahyu menjelaskan, perputaran uang tunai selama periode Ramadan 2021 di Sumbar sebesar Rp3,28 triliun dengan komposisi uang pecahan besar sebesar Rp2,78 triliun dan uang pecahan kecil sebesar Rp502,6 miliar.
Wahyu melanjutkan, jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya, realisasi outflow periode Ramadan tahun 2021 meningkat sekitar 33 persen dari Rp2,47 triliun menjadi Rp3,28 triliun. Namun, jika dibandingkan dengan proyeksi yang disampaikan perbankan, outflow hanya terealisasi sebesar 87 persen dari total proyeksi sebesar Rp3,79 triliun.
“Hal ini dikarenakan pemenuhan kebutuhan bank tidak hanya dipenuhi melalui mekanisme penarikan bank di loket Bank Indonesia, melainkan juga melalui mekanisme Transaksi Uang Kartal Antar Bank (TUKAB),” ujar Wahyu.
Wahyu menambahkan, Bank Indonesia masih optimis dengan dampak Pemulihan Ekonomi Nasional. Hal ini mulai nampak dari realisasi outflow uang tunai yang mengalami kenaikan 33 persen dari tahun sebelumnya. Sedangkan kebutuhan uang tunai pasca lebaran, Bank Indonesia telah menyediakan sesuai dengan estimasi kebutuhan uang tahun 2021.
“Jadi dipastikan BI Sumbar siap memenuhi kebutuhan uang tunai hingga akhir tahun 2021. Dan biasanya arus inflow balik uang tunai akan berlangsung hingga dua bulan pasca lebaran melalui setoran bank di loket Bank Indonesia,” ucapnya.
(Winda/Hantaran.co)