Berita

Berkabar Lagi di KABA Festival 2025

3
×

Berkabar Lagi di KABA Festival 2025

Sebarkan artikel ini
Berkabar Lagi di KABA Festival 2025
Berkabar Lagi di KABA Festival 2025. ist

PADANG, HANTARAN.Co – Nan Jombang Dance Company akan menggelar KABA Festival 2025. Setelah sukses besar perayaan KABA Festival X melalui apresiasi Dana Indonesiana-LPDP beberapa bulan lalu, kini, KABA Festival seolah tak puas dan ingin berkabar lagi dengan KABA Festival 2025.

Kali ini, Bakti Budaya Djarum Foundation menemani perayaan KABA Festival 2025 yang akan dihelat pada Sabtu (1/11) dan Minggu (2/11) ini di Gedung Manti Menuik Ladang Tari Nan Jombang, Padang.

Djarum Doundation telah memasuki 10 tahun kesetiaannya mengiring jalan Nan Jombang menjajakan Minangkabau lewat performa tubuh yang dipanggungkan ke dalam pertunjukan kontemporer.

Penyajian seni pertunjukan nan eklusif tetap mengultuskan konsep KABA Festival 2025 – seperti yang sudah-sudah – dengan kehadiran pertunjukan-pertunjukan baru dari dalam dan luar daerah di Indonesia.

Direktur KABA Festival, Angga Mefri, mengatakan meski KABA Festival tak beranak tema, tapi dari pertunjukan yang akan dihadirkan mengisyaratkan bahwa pertunjukan itu bukan sekadar ajang berpanggung ria yang kemudian disuluh para pengamat, sastrawan, budayawan, dan penikmat-penikmat seni pertunjukan.

“Dari Padang, Solo hingga Ponorogo tubuh-tubuh yang akan tampil ini bukan untuk melepas hutang berpanggung saja, tapi di sini berbicara tentang hidup, waktu, dan manusia,” ujarnya kepada Haluan, Rabu (29/10/25).

KABA Festival 2025, jelas Angga, juga sebuah perayaan 42 tahun Nan Jombang Dance Company – rumah bagi karya, riset, dan keberanian untuk terus berproses. Kehadiran festival ini sebagai pengukur dan pengevaluasian bagi jalan panjang yang ditempuh Nan Jombang.


Kata Sang Maestro

Maestro Tari Indonesia, Ery Mefri, yang sekaligus perintis Nan Jombang Dance Company, selalu berpegang pada sebuah kalimat yang telah melekat dalam tubuhnya. “Kalau tidak ada dan tidak diberi kesempatan, mari kita buat kesempatan itu sendiri”.

“Ini bukan sekadar bius, tapi mungkin sudah diagnosis. Ucapan saya ini berangkat dari ketersampingan saya berproses dengan ruang-ruang yang sempit. Tidak dibawa, diterpa ini itu, dan segala rintang yang dihadapi, pada akhirnya itu yang membuat saya bersyukur,” katanya.

Ery menjelaskan, bersyukurnya itu karena segala kesusahan yang dijalaninya berkesenian, justru akhirnya memantik dirinya untuk keluar dari rasa sakit dengan ketidakmenyerahannya untuk melangkah dan terus melangkah.

“Makanya kita yang membuat kesempatan itu yang mengantarkan saya dan Nan Jombang sampai kini. Dalam keterbatasan atau tidaknya, artinya saya bisa mewujudkannya. Allah tahu hambanya yang bersungguh-sungguh, dan alhamdulillah inilah yang menghidupkan saya sampai kini,” ujar seniman asal Saniangbaka tersebut.


Seuntai Kegiatan

KABA Festival 2025 ini menghadirkan empat karya utama di panggung Manti Menuik. Ada Rio Mefri dan Hawa Mefri (Padang), Dedy Satya Amijaya (Ponorogo), Muslimin Bagus Pranowo (Solo), dan KSST Noktah (Padang). Empat pertunjukan itu dibagi dua dalam dua hari pelaksanaannya.

Rio Mefri dan Hawa Mefri dengan karya “The Next”, dan Dedy Satya Amijaya dengan karya “Waroeng Oemoek” hadir pada hari pertama. Lalu, Muslimin Bagus Pranowo dengan karya “Frau Troffea”, dan KSST Noktah dengan karya “Pagi Bening” pada hari kedua.

Di luar pertunjukan utama, KABA Festival 2025 juga diisi dengan rentetan kegiatan lain. Ada Art Therapy dari Dangau Studio, pada Sabtu dan Minggu di siang hari; dan Workshop Tari bersama Muslimin Bagus Pranowo dan Dedy Satya Amijaya, pada Minggu, yang akan dilangsungkan di Sanggar Seni Cahayo Bundo Padang. (h/jum)

Penulis: Kiki Nofrijum