Banjir Surut, Warga Mulai Bersihkan Endapan Lumpur

Banjir

Banjir yang merendam pemukiman warga di Kabupaten Solok, sejak Selasa (12/1/2021) dini hari, kini mulai surut. Warga mulai sibuk membersihkan rumah dan fasilitas umum lainnya dari endapan lumpur yang terbawa banjir. WANDI

AROSUKA, hantaran.co Banjir yang merendam pemukiman warga di Kabupaten Solok, sejak Selasa (12/1/2021) dini hari, kini mulai surut. Warga mulai sibuk membersihkan rumah dan fasilitas umum lainnya dari endapan lumpur yang terbawa banjir.

“Banyak lumpur yang terbawa banjir dan mengendap bersama surutnya air. Kalau tak segera dibersihkan nanti kalau sudah kering makin susah dibersihkan,” kata Elfia Noverina (46) warga Jorong Lubuk Agung, Nagari Kotobaru, Kecamatan Kubung, kepada hantaran.co Selasa (12/1/2021).

Ia menyebutkan, luapan Batang Lembang mulai diketahui sejak pukul 00.30 WIB. Hujan deras yang terus mengguyur membuatnya mulai was-was akan terjadinya banjir.

“Daerah ini memang langganan banjir, tapi ini yang terparah sejak tahun 2002 silam. Biasanya hanya sampai di halaman saja, tidak sampai masuk ke rumah,” bebernya.

Banjir yang merendam pemukiman warga di Kabupaten Solok, sejak Selasa (12/1/2021) dini hari, kini mulai surut. Warga mulai sibuk membersihkan rumah dan fasilitas umum lainnya dari endapan lumpur yang terbawa banjir. WANDI

Selain meninggalkan endapan lumpur, banjir juga merusak sarana dan prasarana belajar di sejumlah sekolah. Seperti yang terlihat di SDMuhammadiyah 2 Kotobaru. Endapan lumpur yang terbawa banjir tak hanya mengotori ruangan belajar, namun juga merendam buku-buku siswa.

Para guru dibantu oleh tim rescue Bankom RAPI Kab. Solok terlihat sibuk membersihkan lantai dari endapan lumpur, dengan peralatan seadanya. “Saat ini sekolah sedang libur karena belajar daring. Hanya para guru yang kami hubungi untuk membantu membersihkan kelas. Alhamdulillah dapat bantuan tenaga dari Tim RAPI Kab. Solok,” kata kepala SDM 2 Erma suryani, S.Pdi.

Pihaknya belum bisa menghitung berapa jumlah buku belajar siswa yang rusak, karena saat banjir, ketinggian air di sekolah tersebut mencapai setinggi pinggang orang dewasa.

“Yang jelas kami bersihkan dulu. Untuk buku banyak yang rusak dan tidak bisa dipakai lagi. Terutama buku paket yang ada di pustaka dan buku tulis siswa termasuk arsip administrasi sekolah,” pungkasnya. (*)

Wandi Malin/hantaran.co

Exit mobile version