NasionalPadangPeristiwaSumbarviral

Banjir Bandang di Pesisir Selatan, Menteri PUPR: Diduga Akibat Illegal Logging dan Hujan Ekstrem

4
×

Banjir Bandang di Pesisir Selatan, Menteri PUPR: Diduga Akibat Illegal Logging dan Hujan Ekstrem

Sebarkan artikel ini

Pesisir Selatan, hantaran.co – Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono meninjau lokasi terdampak banjir bandang di Kabupaten Pesisir Selatan (Pessel), Sumatera Barat, Senin (11/3/2024).

Pada kunjungan tersebut, Basuki Hadimuljono menduga dua kemungkinan pemicu terjadinya banjir bandang di Kabupaten Pesisir Selatan, yaitu illegal logging (pembalakan hutan) dan hujan ekstrem.

“Kondisi geografis juga sangat berpengaruh, tebing lalu jalan dan langsung ke sungai, luncuran airnya cepat. Tapi sebetulnya hutan di Sumatera Barat ini lebih baik dari daerah lain. Dulu saya meninjau sebelum banjir, airnya bening, pasti catchment areanya baik. Tapi saya curiga galodo atau banjir bandang ini ada dua kemungkinan, ada illegal logging di atas atau karena ada curah hujan yang ekstrem,” ujar Basuki.

Namun demikian, Menteri Basuki memastikan Kementerian PUPR bakal membantu perbaikan prasarana umum yang rusak akibat bencana tersebut.

“Saya bertanggungjawab untuk prasarana umum yang terdampak. Kalau ada jalan, jembatan, kantor, sekolah, dan fasilitas umum rusak, itu tanggungjawab Kementerian PUPR,” katanya.

Menurutnya, perbaikan permukiman warga yang rusak menunggu laporan dari Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) terkait kategori kerusakannya.

“Perbaikannya bisa dibantu stimulan untuk yang rusak ringan dan sedang. Kalau yang berat bisa dibangunkan kembali. Tentu untuk itu, kita perlu menunggu pendataan dari BNPB,” ucapnya lagi.

Ia menyebut, material banjir bandang yang menutupi akses jalan ditargetkan rampung dalam sepekan. Penguatan tebing-tebing di sungai juga akan dilakukan.

“Kita kerjakan dulu agar akses bisa pulih. Tentang berapa biaya perbaikannya, kami belum hitung. Kita kerjakan dulu, nanti kan diaudit juga sama Badan Pemeriksa Keuangan dan Pembangunan,” tuturnya.

Sementara itu, Gubernur Sumatera Barat Mahyeldi Ansharullah mengatakan, Kabupaten Pesisir Selatan merupakan daerah yang terparah terdampak banjir. Tercatat 74 ribu jiwa sempat mengungsi akibat hujan ekstrem pada Kamis 7 Maret 2024 lalu.

Tidak hanya permukiman warga yang terdampak, kata dia, akses jalan nasional juga sempat terputus karena jalan terban dan jembatan rusak.

“Kami berterimakasih kepada Kementerian PUPR dan jajaran balai di daerah merespon ini dengan cepat. Hari ini seluruh akses sudah bisa dilalui meskipun perbaikannya masih bersifat darurat. Beberapa pekan ke depan Pak Menteri menjanjikan bisa selesai dengan kondisi yang lebih baik,” kata Mahyeldi.

Berdasarkan data BPBD Kabupaten Pesisir Selatan, 23 orang meninggal dunia, 6 orang hilang, dan 74 ribu masyarakat sempat mengungsi akibat banjir bandang dan longsor.

Sebanyak 866 rumah mengalami rusak berat, 139 unit rusak sedang, dan 579 unit rusak ringan. 16 unit jembatan dan 355 meter jalan juga mengalami kerusakan. Total kerugian di Pesisir Selatan diperkirakan mencapai Rp212 miliar.