Sumbar

Pariaman Catat Kerugian Capai Rp131,6 Miliar

0
×

Pariaman Catat Kerugian Capai Rp131,6 Miliar

Sebarkan artikel ini
Pariaman

Pariaman, hantaran.Co–Kota Pariaman mulai berbenah setelah diguyur hujan yang intens selama sepekan penuh. Meski langit berangsur cerah sejak Minggu (30/11/2025), dampak hidrometeorologi masih terasa berat di berbagai wilayah kota. Pemerintah Kota (Pemko) Pariaman menegaskan bahwa upaya pemulihan harus dipacu karena kerusakannya meluas ke pemukiman, fasilitas publik, hingga sektor pangan.

Data dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) mencatat 7.537 penduduk terdampak banjir dengan 2.216 rumah sempat terendam. Selain itu, 45 sekolah, satu rumah ibadah, dan sejumlah fasilitas umum turut merasakan efek dari cuaca ekstrem tersebut. Sebanyak 58 unit rumah mengalami kerusakan yang kini tengah diverifikasi oleh tim assessment di lapangan.

Wali Kota Pariaman, Yota Balad, menyebut seluruh perangkat daerah telah diarahkan bergerak serentak untuk mempercepat pemulihan. “Kerusakan yang terjadi membutuhkan penanganan lintas sektor. Kita tidak boleh menunggu, akses yang rusak dan lahan pertanian yang terdampak butuh tindakan cepat,” ujarnya.

Di sektor pertanian, banjir merendam 961,5 hektare sawah serta 23 hektare lahan perkebunan. Kondisi tersebut diperkirakan akan berdampak pada siklus tanam dan panen beberapa bulan mendatang. Dinas Pertanian telah melakukan pemetaan ulang lahan yang terendam guna menentukan langkah pemulihan yang paling memungkinkan.

Tak hanya itu, sejumlah ruas jalan mengalami kerusakan, seperti di Lingkar Kampung Apar, Pasir Sunur, dan Rimbo Sitapuan. Kondisi terparah terjadi di kawasan bantaran sungai. Arus deras saat puncak hujan menyebabkan kerusakan pada dinding penahan tanah di Batang Piaman, Santok, dan Batang Mangguang. Jembatan WFC di Kampung Apar juga masih menunggu kajian teknis untuk memastikan keamanan strukturnya.

Kerusakan tersebut sempat menghambat distribusi logistik ke beberapa lokasi. BPBD mencatat 66 titik pohon tumbang, 5 kejadian angin kencang, dan 6 titik longsor yang tersebar di empat kecamatan selama periode cuaca ekstrem.

Estimasi kerugian sementara mencapai Rp131,6 miliar, mencakup sektor pendidikan, pekerjaan umum, pertanian, perikanan, perkebunan, serta peternakan. Pemko Pariaman menyebut angka itu bisa bertambah setelah seluruh laporan desa dan kelurahan diverifikasi oleh tim.

Wali Kota Yota Balad memastikan bahwa pemulihan dilakukan secara terpadu dan berkelanjutan. “Mulai dari pembukaan akses, pembersihan material, hingga distribusi bantuan, semuanya kita pastikan berjalan tanpa hambatan. Pemerintah hadir sejak awal dan terus mendampingi masyarakat,” katanya.

Saat ini, petugas gabungan dari pemerintah daerah, TNI, Polri, PMI, dan relawan masih bekerja di titik-titik terdampak untuk mempercepat normalisasi. Pemko juga mengimbau masyarakat tetap waspada meski cuaca telah membaik, mengingat kondisi drainase dan tebing sungai masih dalam tahap penanganan.