Berdasarkan laporan terbaru, dampak fisik bencana ini menyasar hampir seluruh aspek kehidupan masyarakat, 33.000 lebih rumah warga rusak. 16.000 hektare lahan pertanian gagal panen, 99 sekolah, 12 fasilitas kesehatan, 72 rumah ibadah, dan 13 perkantoran mengalami kerusakan berat.
Begitupun dengan jaringan irigasi dan infrastruktur penunjang ekonomi lumpuh. Tercatat sebanyak 72 irigasi, 10 bendungan, serta sejumlah jembatan dan ruas jalan utama rusak. Kerusakan berat pada jalur utama membuat distribusi bantuan harus ditempuh lewat jalur alternatif, bahkan harus menggunakan perahu dan membawa barang secara manual.
Sejak status tanggap darurat ditetapkan pada 25 November 2025, Pemprov Sumbar berpacu memulihkan jalur transportasi dan layanan dasar. Mahyeldi menegaskan bahwa upaya pembukaan akses jalan provinsi dan nasional terus dikebut. “Kami ingin memastikan semua bantuan bisa masuk. Air bersih, logistik, dan layanan kesehatan harus sampai ke titik pengungsian tanpa hambatan,” katanya.
Di tengah situasi darurat ini, penyaluran bantuan dari berbagai elemen masyarakat, termasuk PKS Sumbar, menjadi sokongan vital bagi puluhan ribu warga terdampak. “Bencana ini berat, tapi solidaritas kita lebih kuat. PKS akan terus bersama masyarakat, dari masa tanggap darurat sampai pemulihan,” tutup Mahyeldi.






