Sumbar

Krisis BBM di Pasaman Semakin Meluas

0
×

Krisis BBM di Pasaman Semakin Meluas

Sebarkan artikel ini
BBM

Pasaman, hantaran.Co–Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Pasaman secara resmi mengajukan permohonan penambahan kuota Bahan Bakar Minyak (BBM) kepada pihak terkait. Langkah ini diambil sebagai bentuk respons cepat terhadap krisis kelangkaan BBM yang meluas di berbagai kecamatan. Kondisi ini semakin mengkhawatirkan karena Kabupaten Pasaman masih berada dalam masa tanggap darurat bencana.

Pantauan di lapangan memperlihatkan situasi yang semakin tidak terkendali. Dua SPBU di Lubuksikaping mulai kehabisan stok sejak Minggu malam, 30 Desember 2025. Jenis BBM seperti Pertalite, Solar, dan Pertamax sama-sama tidak tersedia, memicu antrean kendaraan yang mengular hingga menutup sejumlah ruas jalan.

Antrean panjang ini menyebabkan kemacetan yang cukup parah. Beberapa pengendara mengaku harus menunggu hingga berjam-jam tanpa kepastian stok kembali tersedia. Untuk mengurai kepadatan, pihak kepolisian terpaksa menerapkan sistem jalur satu arah di sejumlah titik rawan macet.

Hingga Senin siang, 1 Desember 2025, kondisi belum menunjukkan perubahan signifikan. Sebagian SPBU kembali melaporkan kekosongan BBM. Pengendara yang masih bertahan dalam antrean terpaksa menunggu kedatangan truk tangki berikutnya tanpa kepastian jadwal.

Bupati Pasaman, Welly Suhery, memberikan perhatian serius terhadap situasi ini. Ia menegaskan bahwa krisis BBM tidak boleh dibiarkan berlarut-larut karena akan berdampak langsung terhadap aktivitas masyarakat, termasuk distribusi logistik kebencanaan. “Kita sedang dalam masa tanggap darurat bencana. Setiap keterlambatan dalam penanganan bisa berpengaruh pada keselamatan warga,” tegasnya, Senin (1/12/2025).

Bupati Welly juga menambahkan bahwa kondisi lapangan membuat pemerintah harus bertindak cepat dan tidak bisa sekadar menunggu pasokan dari pihak pemasok. “Saya minta percepatan. Tidak ada alasan untuk menunda. BBM ini menyangkut hajat hidup orang banyak. Jika pasokan terlambat, banyak kegiatan vital yang bisa berhenti total,” ujarnya.