Sementara di Sunua, sebanyak 8.500 ayam berbobot 1 kilogram terendam dengan taksiran kerugian Rp187 juta, berdasarkan harga ayam Rp 22.000 per ekor. Di Simpang Lintas Lubuk Alung, sekitar 5.300 ayam juga terendam, dengan kerugian sekitar Rp250 juta. Sukarli menegaskan bahwa angka ini masih bersifat sementara dan kemungkinan bertambah seiring proses pendataan lanjutan di daerah-daerah yang aksesnya masih terputus.
Ia menambahkan bahwa pihaknya tengah merumuskan langkah pemulihan, mulai dari dukungan pakan, bibit unggas, hingga rehabilitasi kandang bagi peternak terdampak. “Kami sedang menjalin koordinasi dengan pemerintah provinsi, kabupaten/kota, hingga kementerian. Peternak tidak boleh dibiarkan terlalu lama berhenti berproduksi. Sektor ini adalah penopang kebutuhan protein masyarakat Sumbar,” ujarnya.
Bencana galodo ini menjadi salah satu hantaman terbesar terhadap sektor peternakan di Sumbar dalam lima tahun terakhir, meninggalkan beban ekonomi dan pemulihan jangka panjang bagi daerah.






