PASAMAN BARAT, HANTARAN.Co — Kawasan Transmigrasi Ranah Balingka–Beremas di Kabupaten Pasaman Barat menjadi salah satu lokasi terparah terdampak bencana di Sumatera Barat (Sumbar).
Dari empat kawasan transmigrasi di Ranah Minang ini, kawasan tersebutlah yang mengalami kerusakan masif akibat banjir dan longsor.
Kawasan yang membentang di tiga kecamatan, yakni di Koto Balingka, Ranah Batahan dan Sungai Beremas, mengalami kerusakan berat pada berbagai fasilitas umum. Infrastruktur seperti sekolah, jalan, jembatan, rumah penduduk, hingga persawahan rusak dihantam banjir dan longsor.
Di Sungai Beremas, fasilitas publik seperti jalan putus, tiga sekolah rusak, 56 KK atau 200 jiwa mengungsi, serta 78 rumah warga mengalami kerusakan. Sementara di Ranah Batahan, sedikitnya 80 KK terpaksa mengungsi, dan lebih dari 100 hektare lahan pertanian serta persawahan rusak parah.
Di Koto Balingka, tepatnya di Jorong Sikabau, Nagari Parit, jalan terban sehingga akses lalu lintas terganggu total. Enam unit sekolah serta ruas jalan lainnya juga terdampak banjir. Sementara di Nagari Persiapan Pematang Panjang, Jorong Aek Nabirong, longsor dan terbannya badan jalan membuat akses jalan trans tidak dapat dilalui kendaraan roda dua maupun roda empat.
Kebutuhan mendesak warga meliputi makanan siap saji, sembako, pakaian anak dan dewasa, serta dukungan untuk perbaikan infrastruktur dasar.
Kadis Nakertrans Sumbar, Firdaus Firman, menyebut pemerintah sudah merumuskan langkah pemulihan. Pihaknya telah melaporkan kondisi ini ke Kementerian Transmigrasi melalui Sekretaris Jenderal dan sebelumnya juga telah berkoordinasi dengan Kepala Biro Perencanaan Kementerian Transmigrasi, Dr. R. Bambang Widyatmiko.
Selain itu, penggalangan dana internal juga dilakukan dan hingga saat ini sudah terkumpul lebih dari Rp 12 juta. “Laporan lengkap sudah kami sampaikan hari ini,” ujar Firdaus, Senin (1/12).
Firdaus mengimbau masyarakat transmigrasi tetap waspada terhadap potensi bencana susulan. Ia juga berharap dukungan kementerian dan pemerintah pusat segera turun untuk percepatan penanganan.
“Kami berharap bantuan pemulihan bisa segera mengalir, agar masyarakat kembali bangkit dan aktivitas di kawasan transmigrasi ini pulih seperti sediakala,” ujarnya. (h/jum)






