rekrutmen
Berita

Danau Singkarak Meluap, Fenomena Setelah 40 Tahun Terakhir

0
×

Danau Singkarak Meluap, Fenomena Setelah 40 Tahun Terakhir

Sebarkan artikel ini
Danau Singkarak Meluap, Fenomena Setelah 40 Tahun Terakhir
Danau Singkarak Meluap, Fenomena Setelah 40 Tahun Terakhir. ist

SOLOK, HANTARAN.Co — Di balik tenangnya Danau Singkarak yang selama ini menjadi kebanggaan masyarakat Sumatra Barat, Rabu (26/11/2025) malam alam menunjukkan wajah berbeda. Air danau yang biasanya surut di tepiannya, perlahan naik, menembus pemukiman, merendam jalan dan menggenangi fasilitas pendidikan di Nagari Singkarak.

Pagi itu, jorong Talao terbangun dengan pemandangan yang tak biasa. Air danau merayap hingga ke teras rumah warga. Sedikitnya 15 rumah terendam. SMPN 1 Singkarak dan SDN 1 Singkarak pun ikut menjadi saksi bisu dari luapan yang jarang terjadi ini. Sampai hari ini, sedikitnya 150 hektar lahan pertanian warga hingga ke batas nagari Sumani juga terendam.

Zulkifli Muncak, seorang pemuka masyarakat, masih tampak terkejut saat ditemui. Sambil berdiri di tepi air yang sudah mencapai pinggir jalan inspeksi, ia berkata pelan,

“Ini kejadian sejak 40 tahun terakhir. Dulu pernah terjadi pada tahun 80-an,” ucapnya.

Ada nada campuran antara takjub dan cemas dalam suaranya bahwa peristiwa yang pernah disaksikan nya dahulu, kini kembali datang menyapa generasinya.

Beberapa minggu sebelumnya, Danau Singkarak justru mengalami penyusutan dramatis. Dasar danau terlihat sejauh hampir 50 meter dari garis normal. Warga sempat heran, sebagian bahkan memanfaatkan tepian baru itu sebagai tempat swafoto dan santai sore.

Namun apa yang tampak hari ini justru sebaliknya. Air naik begitu cepat, menutup kembali area yang sempat mengering, bahkan melebihi garis tenangnya.

“Jalan inspeksi yang biasa dipakai wisatawan untuk foto pun sudah terendam,” ujar Zulkifli.

Bagi warga, fenomena ini bukan sekadar kejadian alam, tetapi juga pengingat bahwa ruang hidup mereka selalu berdampingan dengan dinamika danau besar yang bisa berubah kapan saja.

Di tengah curah hujan tinggi yang masih mengguyur kawasan Kabupaten Solok, warga hanya bisa berharap air segera surut dan aktivitas kembali pulih. Namun untuk sementara, Singkarak sedang berbicara dengan caranya sendiri, pelan, tetapi membawa pesan yang tak mungkin diabaikan. (h/wnd)

Penulis: Wandi Malin