Padangpariaman, hantaran.Co–Curah hujan tinggi yang melanda Padang Pariaman dalam hampir dua pekan terakhir mulai berdampak serius pada aktivitas masyarakat, termasuk para pengrajin batu bata di Korong Kasiak Putiah Kecamatan Sintuk Toboh Gadang.
Di lokasi tersebut, aktivitas produksi terpaksa terhenti karena kondisi cuaca tidak memungkinkan dan membahayakan pekerja. Situasi itu terlihat saat Haluan meninjau area produksi pada Rabu (26/11/2025). Sedikitnya 700 pekerja terdampak dan terpaksa berhenti bekerja karena seluruh tahapan produksi batu bata tidak dapat dilakukan selama hujan terus mengguyur.
Mulai dari proses pencetakan, pengeringan hingga pembakaran, semuanya membutuhkan cuaca cerah dan sinar matahari, sehingga aktivitas produksi pun praktis lumpuh. Salah seorang pekerja, Ajo Ar, mengungkapkan bahwa dalam sepuluh hari terakhir ia lebih banyak berdiam diri di rumah karena produksi terhenti akibat hujan. Kondisi itu, menurutnya, sangat merugikan, sebab pemasukan tidak ada sementara kebutuhan sehari-hari tetap berjalan. “Sudah lebih dari 30 tahun saya bekerja di gudang batu bata ini, baru tahun ini hujan tak henti-hentinya turun,” ujarnya.
Ia juga mengaku merasakan langsung dampak buruk hujan deras dan angin kencang terhadap gudang tempatnya bekerja. Banyak bata yang masih dalam proses pengeringan kembali basah, sehingga tidak bisa dilanjutkan ke tahap pembakaran. Selain itu, atap gudang dilaporkan rusak dan sebagian terbang dihantam angin, sementara kayu penopang bangunan ikut patah
Ia menambahkan, sebagai tulang punggung keluarga ia merasa sangat terpukul dengan kondisi tersebut. Produksi yang terhenti membuat pendapatannya ikut terputus, sementara ia harus tetap memenuhi kebutuhan rumah tangga dan biaya sekolah anak-anaknya.“Ini satu-satunya mata pencaharian saya untuk menghidupi keluarga,” ungkapnya.
Banyak pekerja pencetak batu bata, yang sebagian besar merupakan ibu rumah tangga, turut merasakan dampak paling berat dari terhentinya produksi. Mereka untuk sementara kehilangan sumber penghasilan harian, sehingga terpaksa meminjam ke koperasi atau berutang kepada kerabat demi memenuhi kebutuhan keluarga. Kondisi ini membuat beban ekonomi mereka semakin berat selama cuaca ekstrem masih berlangsung.
Para pekerja berharap cuaca segera kembali normal agar proses produksi batu bata bisa kembali berjalan optimal. Mereka khawatir kondisi ini terus berlanjut, karena sebagian besar warga di kawasan tersebut menggantungkan penghasilan dari industri batu bata, sehingga terhentinya aktivitas produksi berdampak langsung pada perekonomian masyarakat.
Masyarakat setempat juga berharap pemerintah turun tangan memberikan perhatian dan bantuan. Mereka menilai dukungan pemerintah sangat dibutuhkan untuk menjaga keberlangsungan hidup para pekerja yang selama ini mengandalkan industri batu bata sebagai sumber utama penghasilan.








