AROSUKA, HANTARAN.Co — Derasnya hujan yang tak kunjung berhenti sejak beberapa hari terakhir, akhirnya memaksa Pemerintah Kabupaten Solok menetapkan status Keadaan Darurat Bencana. Dalam rapat koordinasi di Kantor Camat Kubung Koto Baru, Selasa (25/11), Pemkab mengetuk palu, Solok masuk Siaga I atau Awas selama 14 hari, hingga awal Desember mendatang.
Keputusan itu bukan tanpa alasan. Laporan BPBD menyebut intensitas hujan diperkirakan terus meningkat hingga 27 November. Dalam beberapa hari saja, banjir, longsor, pohon tumbang, hingga akses jalan terputus muncul bersamaan di berbagai titik, mengganggu aktivitas warga dan merusak fasilitas vital.
Sekda Medison yang memimpin rapat menegaskan bahwa penetapan status darurat harus diikuti aksi cepat. OPD diminta segera menyusun anggaran penanganan melalui skema Dana Belanja Tidak Terduga (BTT) dan memastikan logistik makanan bergerak duluan ke lapangan.
“Ini kebutuhan pokok warga. Jangan tunggu lama. Siapkan BTT di nagari sampai masyarakat bisa kembali memasak di rumah,” tegasnya.
Dinas PUPR juga bergerak cepat. Laporan kerusakan infrastruktur telah dikirim ke pemerintah pusat, sementara alat berat standby di titik rawan longsor. Perbaikan jembatan diminta dilakukan dengan pola gotong royong agar akses warga tidak terputus lebih lama.
Bupati Solok Jon Firman Pandu, yang hadir setelah memimpin upacara HUT PGRI, mengapresiasi kerja cepat perangkat daerah. Ia menegaskan bahwa penggunaan dana BTT harus tepat sasaran dan mendukung percepatan penanganan di lapangan.
“Koordinasi tidak boleh putus. Fokus kita adalah keselamatan warga,” ujarnya.
Lapangan Bicara: Ribuan Warga Terdampak
Sementara di balik rapat dan data, kondisi lapangan menunjukkan urgensi tinggi.
Kecamatan Kubung menjadi salah satu wilayah terdampak terbesar. Banjir merendam Nagari Koto Baru, Salayo, Koto Hilalang, hingga Gantung Ciri. Lebih dari 500 KK terdampak, sawah puluhan hektare terendam, dan ternak hanyut terbawa arus. Beberapa jembatan dan jalan bahkan putus total.
Kemudian di Kecamatan Junjung Sirih melaporkan jalan rusak, rumah terdampak di sepanjang bantaran sungai, serta jembatan provinsi yang tak bisa dilalui karena derasnya arus.
Sementara di Kecamatan X Koto Singkarak, banjir merangsek ke dua nagari. Rumah warga terendam, batu bronjong rusak, dan sawah yang baru satu bulan ditanami kembali berada di bawah air.
Dengan status darurat ini, Pemkab Solok berharap seluruh langkah penanganan berlangsung lebih cepat dan terpadu. Sementara itu, warga menunggu jalan kembali terbuka, aliran air surut, dan kehidupan perlahan kembali pulih. (h/wnd)








