Solok, hantaran.Co–Program Penyediaan Air Minum dan Sanitasi Berbasis Masyarakat (PAMSIMAS) di Jorong Sungai Lasi, Nagari Pianggu, Kecamatan IX Koto Sungai Lasi, Kabupaten Solok, akhirnya diresmikan pada Minggu (23/11/2025). Peresmian ini menjadi titik balik atas persoalan panjang akses air bersih yang dialami masyarakat setempat. Selama lebih dari dua dekade, warga terpaksa bergantung pada sumber air tidak layak dan jauh dari hunian.
Kegiatan peresmian turut dihadiri Anggota DPR RI Komisi V, Zigo Rolanda, yang datang langsung untuk memastikan kualitas layanan fasilitas air bersih tersebut. Ia meninjau kondisi instalasi dan penyambungan jaringan untuk memastikan sistem PAMSIMAS berfungsi optimal. Kehadirannya sekaligus menandai komitmen pemerintah pusat terhadap persoalan dasar masyarakat di daerah terpencil.
Dalam keterangannya, Zigo Rolanda mengungkapkan bahwa fasilitas PAMSIMAS di Sungai Lasi kini telah mampu menyalurkan air bersih ke 80 sambungan rumah (SR). Menurutnya, capaian ini menjadi jawaban konkret bagi masyarakat yang sejak 2003 tidak memperoleh pasokan air bersih layak. Kondisi tersebut membuat warga selama bertahun-tahun hidup dalam keterbatasan, terutama pada musim kemarau.
“Dengan sistem ini, masyarakat akhirnya bisa menikmati akses air bersih secara berkelanjutan,” ujar Zigo dalam kunjungan tersebut. Ia menekankan bahwa kehadiran PAMSIMAS merupakan solusi penting untuk menekan kerentanan warga terhadap krisis air bersih sekaligus meningkatkan derajat kesehatan masyarakat.
Zigo juga menegaskan bahwa penyediaan air bersih merupakan salah satu program prioritas Presiden Prabowo. Pada tahun 2025, Sumatera Barat mendapatkan 23 proyek PAMSIMAS, dengan empat unit di antaranya berada di Kabupaten Solok. Menurutnya, alokasi tersebut menunjukkan keberpihakan pemerintah dalam memenuhi kebutuhan dasar masyarakat, terutama di wilayah yang selama ini menghadapi persoalan infrastruktur.
Di sisi lain, Zigo mengingatkan agar pengelolaan keuangan PAMSIMAS dilakukan secara transparan dan akuntabel. Ia menyoroti bahwa beberapa program serupa di daerah lain kerap terkendala persoalan manajemen dana sehingga berpotensi menimbulkan ketegangan di tengah masyarakat. “Program ini harus menjadi sumber manfaat, bukan sumber perpecahan. Pengelolaannya harus jelas, terbuka, dan dapat dipertanggungjawabkan,” tegasnya.
Ia berharap masyarakat dapat menjaga dan merawat fasilitas PAMSIMAS tersebut agar bertahan dalam jangka panjang. Menurutnya, keberadaan jaringan air bersih bukan hanya manfaat sesaat, tetapi fondasi penting untuk meningkatkan kualitas hidup dan produktivitas warga Nagari Pianggu. Keberlanjutan pelayanan air bersih, katanya, bergantung pada partisipasi aktif masyarakat dalam pengelolaan dan pemeliharaan.
“Ini langkah kecil, tetapi sangat berarti bagi terwujudnya Solok yang lebih sejahtera,” tutup Zigo. Dengan beroperasinya fasilitas PAMSIMAS ini, masyarakat Sungai Lasi kini memasuki babak baru dalam upaya keluar dari persoalan klasik kekurangan air bersih yang telah membayangi daerah tersebut selama bertahun-tahun.








