PASAMAN, HANTARAN.Co — Dalam upaya mendukung Asta Cita Pemerintahan Presiden Prabowo Subianto dan Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka, Pemerintah Kabupaten Pasaman resmi meluncurkan Program Layanan Bajak Gratis yang dipusatkan di Nagari Jambak, Kecamatan Lubuk Sikaping, Senin (24/11/2025).
Program unggulan ini menjadi bentuk keberpihakan pemerintah daerah terhadap masyarakat kecil, khususnya petani padi sawah, sekaligus mendukung Misi ke-2 Asta Cita tentang swasembada pangan dan Misi ke-6 mengenai pembangunan desa untuk pemerataan ekonomi serta pengentasan kemiskinan.
Dorong Produktivitas dan Ringankan Biaya Petani
Layanan Bajak Gratis bertujuan meningkatkan produktivitas pertanian sekaligus meringankan beban biaya produksi petani. Pemerintah daerah menanggung biaya operasional pengolahan lahan sawah melalui mekanisme yang terstruktur, transparan, dan akuntabel.
Program dilaksanakan melalui delapan tahapan mulai dari penetapan kriteria penerima, penyusunan SOP, pembuatan aplikasi kegiatan, penyusunan aturan teknis, identifikasi alsintan, pembukaan pendaftaran, pemadanan data dengan DTSEN Kemensos, hingga penerbitan SK Bupati.
Prioritas untuk Petani Rentan
Tahun ini, program difokuskan untuk petani padi sawah pada kelompok desil 1 dan 2 berdasarkan Data Tunggal Sosial Ekonomi Nasional (DTSEN). Penerima manfaat adalah petani penggarap maupun pemilik penggarap yang terdaftar dalam kelompok tani di Simluhtan dan telah menyusun RDKK bersama penyuluh pertanian.
Kebijakan ini ditempuh karena keterbatasan anggaran daerah, namun pemerintah menegaskan program akan terus dikembangkan pada tahun-tahun mendatang.
Potensi Pertanian Pasaman Besar, Tapi Tantangan Masih Berat
Dalam sambutannya, Bupati Pasaman Welly Suhery menegaskan bahwa Layanan Bajak Gratis merupakan komitmen pemerintah daerah dalam meningkatkan kesejahteraan petani serta mendukung ketahanan pangan daerah.
“Sektor pertanian adalah kekuatan utama Pasaman. Sebanyak 46,18 persen PDRB berasal dari sektor pertanian, dan lebih dari 55 persen angkatan kerja bekerja di sektor ini,” ujar Bupati.
Ia menjelaskan, Pasaman memiliki potensi pertanian yang besar dengan luas lahan sawah mencapai 16.166 hektare. Wilayah ini menjadi salah satu lumbung pangan Sumatera Barat bahkan ikut menopang kebutuhan beras ke Riau dan Sumatera Utara. Rata-rata produksi padi dua tahun terakhir berada di atas 130 ribu ton GKG dengan produktivitas 4,4 ton per hektare, bahkan di beberapa lokasi mencapai 9 ton per hektare.
Namun, tingginya potensi tersebut belum berbanding lurus dengan peningkatan kesejahteraan petani. Petani masih menghadapi tingginya biaya produksi, sarana pengairan yang belum optimal, keterbatasan modal, serta akses pasar yang belum berpihak pada mereka.
Tekan Biaya Produksi hingga 35 Persen
Untuk menjawab persoalan tersebut, pemerintah menghadirkan Layanan Bajak Gratis sebagai solusi untuk menekan biaya pengolahan lahan yang selama ini mencapai 30–35 persen dari total biaya produksi.
“Program ini hadir untuk membantu petani yang sering menunda jadwal tanam karena keterbatasan alat dan biaya. Dengan percepatan jadwal tanam, indeks pertanaman tentu akan meningkat,” kata Bupati.
Pelaksanaan program dilakukan berbasis gerakan bersama melalui potensi nagari dan kecamatan dengan memaksimalkan alsintan yang telah tersedia di wilayah masing-masing.
Pada tahap awal, layanan diberikan kepada petani yang telah mengusulkan RDKK pupuk bersubsidi serta masuk kategori DTSEN. Ke depan, program akan diperluas melalui penguatan Brigade Alsintan di bawah Dinas Pertanian Pasaman.
Komitmen Perkuat Ketahanan Pangan
Bupati Welly berharap program ini menjadi langkah strategis dalam meningkatkan kesejahteraan petani dan memperkuat ketahanan pangan daerah. “Tanpa petani, kita tidak akan menjadi bangsa yang kuat. Petani adalah fondasi utama ketahanan pangan,” tegasnya.
Di akhir sambutan, Bupati mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang mendukung terlaksananya program tersebut dan berharap kegiatan ini membawa keberkahan serta manfaat bagi masyarakat Pasaman. (h/ekie)








