rekrutmen
Sumbar

Komunitas Sarumpun Paga Nagari Menjaga Warisan Ulama

0
×

Komunitas Sarumpun Paga Nagari Menjaga Warisan Ulama

Sebarkan artikel ini
komunitas

Pariaman, hantaran.Co–Komunitas Sarumpun Paga Nagari atau disingkat Sampan hadir sebagai wujud keresahan pemuda Kenagarian Ampek Angkek Padusunan, Kota Pariaman, atas wafatnya sejumlah ulama dan tokoh agama di daerah tersebut. Hilangnya para guru spiritual membuat generasi muda merasa kehilangan sosok panutan dalam menimba ilmu agama.

Pendiri komunitas, Andri Falchan, menuturkan bahwa situasi itu mendorong para pemuda untuk berkumpul dan mencari solusi. Dari pertemuan itulah lahir gagasan membentuk wadah pembinaan generasi muda agar mampu melanjutkan perjuangan para ulama terdahulu. Gerakan tersebut kemudian diwujudkan dengan mendirikan Komunitas Sarumpun Paga Nagari di masa pandemi Covid-19.

“Komunitas Sampan berfokus meningkatkan kualitas pemuda melalui kegiatan yang berbasis masjid. Kegiatan awal yang dilakukan adalah iktikaf pada sepuluh hari terakhir bulan Ramadan. Kegiatan itu melibatkan sekitar 60 pemuda dari berbagai wilayah di Pariaman dan terus berkembang hingga diikuti lebih dari 100 peserta dua tahun kemudian,” katanya kepada Haluan, Jumat (7/11/2025).

Keberhasilan tersebut menjadikan Sampan dikenal luas oleh masyarakat. Bahkan, kegiatan iktikaf sempat dibuka langsung oleh Gubernur Sumatera Barat, Mahyeldi. Setelah itu, komunitas ini mulai diminta untuk melaksanakan kegiatan serupa di berbagai masjid lain atas permintaan masyarakat.

Untuk menarik minat generasi muda, Sampan juga mengembangkan kegiatan olahraga. Melalui Football Club, mereka mengajak anak muda berolahraga sekaligus berdakwah secara ringan. Saat ini, anggota di segmen olahraga tersebut mencapai 194 orang dengan kegiatan rutin seminggu sekali.

Andri menjelaskan bahwa setiap kegiatan disisipkan nilai-nilai keislaman, termasuk kewajiban menutup aurat bagi laki-laki. “Kami mewajibkan pemain mengenakan legging agar aurat tertutup. Setelah bermain, biasanya diselingi dakwah ringan seputar kesehatan dan ajaran Islam,” ujarnya.

Selain olahraga, komunitas ini juga menggelar kegiatan Ngopi di masjid setiap bulan. Kegiatan tersebut menghadirkan kajian santai dengan sajian kopi hitam dan camilan hasil gotong royong ibu-ibu sekitar. Tujuannya untuk menjadikan masjid sebagai ruang berkumpul yang ramah bagi generasi muda.

Dalam perjalanannya, Sampan sempat menghadapi pandangan negatif dari sebagian masyarakat yang mengira komunitas ini berafiliasi dengan kepentingan politik tertentu. Andri menegaskan, komunitas ini berdiri murni dari inisiatif anak muda tanpa keterlibatan partai politik. “Kami fokus pada pengembangan diri dan kegiatan keagamaan,” katanya.

Untuk mendukung kegiatan, Sampan kini mulai mandiri secara ekonomi. Mereka memproduksi dan menjual parfum berlabel komunitas serta pakaian hasil usaha anggota. Upaya tersebut dilakukan agar kegiatan dapat terus berjalan tanpa bergantung pada bantuan eksternal.

Saat ini, Masjid Raya Padusunan telah dilengkapi fasilitas WiFi untuk menarik minat anak muda dan sedang mengembangkan perpustakaan dengan bantuan buku dari Perpusnas dan Kemenag. Ke depan, Sampan berencana mengadakan berbagai kegiatan kenagarian seperti MTQ dan seminar bedah buku. Komunitas yang kini memiliki 10 pengurus resmi di bawah Masjid Raya Padusunan itu diharapkan dapat melahirkan generasi penerus ulama di masa depan.