PADANG, HANTARAN.Co — Pemerintah mendorong modernisasi pembelajaran dengan menghadirkan Panel Interaktif Digital (Interactive Flat Panel/IFP) ke sekolah-sekolah, namun para pakar mengingatkan bahwa keberhasilan pemanfaatan teknologi itu bergantung pada kesiapan infrastruktur dan kemampuan guru serta perlu kehati-hatian agar penggunaan layar tidak menimbulkan kelelahan siswa.
Pakar Pendidikan dari Program Pascasarjana Pendidikan Biologi Universitas Negeri Padang (UNP), Dr. Fitri Arsih,
S.Si., M.Pd., menilai IFP merupakan kemajuan yang signifikan dalam proses pembelajaran. Menurutnya, perangkat interaktif itu dapat memperkaya penyajian bahan ajar dan meningkatkan minat serta motivasi belajar siswa.
“Dengan memakai teknologi ini, guru bisa lebih kreatif menyajikan bahan ajar, misalnya menghadirkan kuis interaktif, menyajikan materi berbasis video atau audio, dan membuat pembelajaran tidak lagi hanya berupa teks, IFP berpotensi memperluas akses dan memperbaiki kualitas pembelajaran di kelas,” kata Fitri
Meski optimistis, Fitri menekankan bahwa penerapan IFP menuntut kesiapan sekolah secara menyeluruh. Ketersediaan listrik yang andal, koneksi internet yang memadai, serta pelatihan teknis untuk guru adalah prasyarat penting agar teknologi benar-benar berdampak positif. “Guru-guru harus dibekali bimbingan teknis karena tuntutan saat ini adalah digitalisasi pendidikan,” ujarnya.
Fitri juga mengingatkan bahwa IFP bukanlah pengganti mutlak perangkat konvensional. Saat terjadi gangguan listrik atau
jaringan internet lambat, metode pembelajaran tradisional tetap diperlukan agar proses belajar tidak terganggu. “Kombinasi antara teknologi dan metode konvensional justru membuat pembelajaran lebih fleksibel,” jelasnya.
Selain masalah teknis, aspek kesehatan dan sosial siswa juga menjadi perhatian. Fitri memperingatkan penggunaan panel
secara terus-menerus tanpa jeda dapat memengaruhi kesehatan mata dan menimbulkan kelelahan. “Terlalu lama fokus pada layar juga berpotensi mengurangi interaksi sosial antara siswa dan guru,” katanya.
Untuk itu, menurut Fitri, sekolah perlu menyusun pedoman penggunaan IFP yang memuat durasi layar yang aman, jeda aktivitas, serta model pembelajaran yang tetap memprioritaskan interaksi tatap muka dan aktivitas fisik. Pelatihan bagi guru hendaknya juga mencakup strategi pedagogis agar teknologi dimanfaatkan untuk memperkuat bukan menggantikan peran guru.
Dengan perkembangan teknologi yang cepat, Fitri berharap para pendidik mampu beradaptasi dan mengoptimalkan pemanfaatan perangkat digital untuk meningkatkan mutu pendidikan nasional. Namun, langkah itu mesti diimbangi perhatian pada infrastruktur, kompetensi pendidik, serta kesejahteraan dan kesehatan siswa. (h/yes)








