rekrutmen
Berita

Bentrok Nelayan Pecah di Laut Muara Kandis, Satu Orang Terluka Diduga Akibat Lemparan Kaca

0
×

Bentrok Nelayan Pecah di Laut Muara Kandis, Satu Orang Terluka Diduga Akibat Lemparan Kaca

Sebarkan artikel ini
Bentrok Nelayan Pecah di Laut Muara Kandis, Satu Orang Terluka Diduga Akibat Lemparan Kaca
Bentrok Nelayan Pecah di Laut Muara Kandis, Satu Orang Terluka Diduga Akibat Lemparan Kaca

PESISIR SELATAN, HANTARAN.Co — Konflik antar nelayan kembali terjadi di perairan laut Muara Kandis Punggasan, Kecamatan Linggo Sari Baganti, Kabupaten Pesisir Selatan, Jumat (21/11/2025) pagi. Bentrokan dipicu oleh masuknya kapal pukat harimau mini (lampara dasar) asal Air Haji yang diduga menangkap ikan di wilayah tangkap nelayan setempat.

Wali Nagari Muara Kandis, Helkamsi, mengatakan bahwa ketegangan itu sebenarnya telah berlangsung sejak Minggu (16/11/2025), ketika sejumlah kapal nelayan Air Haji datang memukat di perairan Muara Kandis. Saat itu, masyarakat sudah mengimbau agar mereka tidak menangkap ikan di wilayah tersebut karena mengganggu mata pencarian nelayan lokal.

“Teguran itu tidak diterima oleh nelayan Air Haji. Mereka justru menggertak dan mengejar nelayan Muaro Kandis hingga ke muara,” ujar Helkamsi.

Puncak konflik terjadi pada Jumat pagi, hari ketika nelayan setempat tidak melaut sesuai aturan adat salingka nagari. Meski demikian, enam kapal nelayan Air Haji tetap memasuki perairan Muara Kandis. Merasa kesabaran mereka habis, nelayan tradisional kemudian mengejar kapal-kapal tersebut ke tengah laut hingga terjadi aksi saling lempar batu.

Akibat kejadian itu, seorang nelayan Muara Kandis mengalami luka pada tangan diduga karena lemparan kaca.

“Salah satu masyarakat datang melapor ke kantor wali nagari dan mengatakan bahwa ada seorang warga yang terkena lemparan kaca, hingga perlu enam jahitan, luar dan dalam,” kata Helkamsi.

Ia menambahkan, dalam insiden itu salah satu kapal pukat mini Air Haji memutus tali jaringnya dan melarikan diri. Jaring yang tertinggal kemudian dibawa ke pantai dan dibakar oleh nelayan tradisional sebagai bentuk protes terhadap praktik illegal fishing yang telah lama dikeluhkan.

Dihubungi terpisah, Kapolsek Linggo Sari Baganti, AKP Welly Anoftri, membenarkan adanya insiden tersebut. Ia mengatakan korban telah dibawa ke puskesmas untuk visum, dan aparat kepolisian telah berada di lokasi sejak pagi untuk mencegah konflik berkepanjangan.

“Ya, anggota sudah berada di lokasi untuk menjaga kamtibmas dan mengantisipasi keributan susulan,” ucap Welly.

Ia mengakui penyelidikan menghadapi kendala karena lokasi kejadian berada di tengah laut dengan saksi yang terbatas.

“Kami masih kesulitan mengidentifikasi pelaku. Namun seluruh informasi tetap kami dalami,” ujarnya.

Kapolsek juga mengimbau masyarakat dari kedua belah pihak agar tetap tenang dan tidak memperkeruh keadaan.

“Kami berharap semua pihak menahan diri dan menyerahkan proses penanganan kepada polisi. Kami tidak ingin ada korban lain dan berharap persoalan ini dapat diselesaikan dengan baik,” tegasnya.

Bentrok seperti ini bukan kali pertama terjadi. Pada 2018, nelayan Muara Kandis juga pernah menangkap dan membakar kapal pukat harimau dari Air Haji. Masyarakat berharap pemerintah dan aparat terkait dapat bertindak lebih tegas agar konflik serupa tidak terus berulang. (h/kis)