rekrutmen
Berita

“Enam Nelayan Hilang di Laut Pasaman Barat: Kapal ‘Primadona’ Putus Kontak, Basarnas Padang Kerahkan Armada Penyelamat”

0
×

“Enam Nelayan Hilang di Laut Pasaman Barat: Kapal ‘Primadona’ Putus Kontak, Basarnas Padang Kerahkan Armada Penyelamat”

Sebarkan artikel ini

PADANG, HANTARAN.Co — Gelombang setinggi dua meter dan hujan yang mengguyur perairan Pasaman Barat membuat malam Jumat itu berubah mencekam. Kapal nelayan Primadona yang membawa enam warga Air Bangis hilang tanpa jejak, memaksa Basarnas Padang bergerak cepat menembus cuaca buruk demi mencari tanda kehidupan

Kantor Pencarian dan Pertolongan (KPP) Kelas A Padang menggelar operasi SAR besar-besaran setelah menerima laporan hilangnya sebuah kapal nelayan jenis boat tempel bernama Primadona yang diduga mengalami kecelakaan dan putus kontak di perairan Pulau Pangkal, Kabupaten Pasaman Barat, Jumat (21/11/2025).

Informasi pertama diterima dari Khairul Anami, keluarga salah satu korban, pada pukul 22.40 WIB. Ia melaporkan bahwa kapal Primadona, yang berangkat dari Pulau Tanahmasa Nias menuju Air Bangis pada Kamis (20/11) pukul 06.30 WIB, tak kunjung tiba di tujuan. Kapal seharusnya tiba sekitar pukul 12.00 WIB, namun kontak terakhir justru terjadi pukul 09.00 WIB di koordinat 0° 3’25.52″U – 99° 9’33.41″T.

Kapal yang membawa enam orang tersebut kini dinyatakan hilang kontak. Empat nama telah terkonfirmasi sebagai berikut : Zulfikar (52) – Air Bangis, Akmal Daudi (40) – Air Bangis, Mario (36) – Air Bangis, Andika Putra (26) – Air Bangis dan data dua orang lainnya masih menyusul.

Status seluruh korban saat ini masih dalam pencarian (DP).

Setelah pemapelan dilakukan ke VTS, Kansar Nias, dan Kansar Mentawai pada Kamis pukul 23.00 WIB, tim SAR bergerak cepat. Pada Jumat pagi, RIB 03 dikerahkan menuju lokasi kejadian perkara (LKP) dengan estimasi waktu tempuh sekitar 3 jam dari Dermaga Sasak, menempuh jarak ±33,4 mil laut.

Adapun unsur dan peralatan yang dilibatkan dalam operasi ini meliputi: RIB 03, Rescue car double cabin, Peralatan air, Peralatan medis, Peralatan komunikasi, Drone dan Peralatan SAR lainnya.

Operasi SAR terpaksa menantang kondisi alam yang kurang bersahabat. BMKG Maritim memperkirakan gelombang di lokasi mencapai 1–2,5 meter, disertai hujan dan embusan angin berkecepatan 6–8 knot. Kondisi tersebut menjadi hambatan signifikan bagi tim yang tengah berpacu dengan waktu untuk menemukan keenam nelayan tersebut.

KPP Kelas A Padang menyatakan komitmennya melakukan pencarian intensif sesuai prosedur SAR. Mereka juga meminta masyarakat, khususnya para nelayan di sekitar Air Bangis dan Pasaman Barat, melaporkan apabila melihat tanda-tanda keberadaan kapal atau korban.