Padang, hantaran.Co–Tren lembaran saham menjadi hadiah wisuda terus berkembang di Kota Padang. Semakin hari, makin banyak anak muda melek investasi. Bersama pasar modal, mereka berani menuju kemerdekaan finansial.
Salah seorang diantaranya Nurwidad Bari’ah Mahasiswa UIN Imam Bonjol Padang yang sudah mulai mengenal pasar modal sejak 2022. “Awal mulainya dari kegiatan kampus dan kelas literasi keuangan. Lalu mulai aktif berinvestasi secara rutin pada 2023, setelah belajar lebih dalam soal materi pasar modal dasar dan jatuh bangun dari pengalaman berinvestasi,” ujarnya kepada Haluan, Selasa (18/11/2025).
Bukan lagi papan bunga ataupun kado lainnya, Widad sapaan akrabnya juga mulai mengganti hadiah berupa lembaran saham kepada temannya yang wisuda ataupun kompre. “Iya, caranya saya top-up saldo mereka dulu, nanti mereka sendiri yang harus membelikan saham sesuai preferensi atau kebutuhan mereka. Sebab mereka lebih tahu kebutuhan masing-masing,” tuturnya.
Alasannya sederhana, karena ia merasa instrumen ini cocok untuk jangka panjang dan bisa membantu saya membangun kebiasaan finansial yang lebih disiplin. Selain potensi return yang menarik, ia juga suka belajar hal-hal baru tentang pasar modal, ekonomi, industri, dan perusahaan. “Karena saya ingin membantu mereka memulai investasi dari sesuatu yang sederhana dan personal,” tuturnya.
Dengan memberikan top-up, mereka bisa belajar memilih saham sendiri dan merasa lebih punya keterlibatan dalam proses investasinya. Selain itu, hadiah seperti ini tidak hanya berlaku saat wisuda atau kompre, tapi juga di momen-momen tertentu sebagai bentuk support agar mulai melek investasi.
Secara finansial, Widad sudah merasakan sendiri keuntungan,bermain di pasar modal. “Yang paling terasa justru manfaat non-finansial seperti disiplin, pemahaman ekonomi, dan kemampuan analisis yang berguna untuk kehidupan sehari-hari. Karena perlu diketahui bahwa ini untuk investasi jangka panjang,” jelasnya.
Ia juga menjadi lebih terbiasa mengikuti berita ekonomi, lebih bijak mengelola uang, dan bisa melihat perkembangan portofolio dari waktu ke waktu. Namun di sisi lain, ia tak menampik, perkembangan pasar modal tentu ada naik turunnya. “Pernah rugi juga karena kurang sabar atau terlalu FOMO (Fear Off Missing Out). Tapi itu jadi proses belajar yang berharga,” jelasnya.
Berdasarkan pengalamannya, ia tetap merasakan pasar modal adalah pilihan investasi tepat bagi anak muda. “Mulailah dari belajar hal-hal dasar dan pahami risikonya. Tidak perlu menunggu punya uang besar, nominal kecil pun bisa jadi awal yang baik. Jangan ikut-ikutan, tapi buat keputusan dari analisis dan kebutuhan pribadi. Yang penting konsisten, sabar, dan selalu pakai uang dingin,” jelasnya.
Ia juga mengimbau anak muda agar tidak menunggu kaya dulu untuk mulai berinvestasi. “Yang penting itu melatih mental, kalo mentalnya sudah kuat, materi bakal jadi plus kalo kita sudah pintar manage emosi dan portofolio,” ungkapnya.
Sebelumnya, Kepala Bursa Efek Indonesia (BEI) Perwakilan Sumbar, Early Saputra, membenarkan makin banyak Anak Muda yang Melek Saham. “Di UNP, UIN, Unand dan kampus lain sudah banyak anak-anak muda yang menghadiahkan kawannya seminar, kompre berupa saham. Meskipun nilainya tidak terlalu besar, tetapi hal ini cukup menjadi bukti bahwa telah banyak anak muda yang sadar prospek berinvestasi di pasar modal termasuk saham,” jelasnya.
Lebih lanjut dikatakannya, pertumbuhan jumlah investor per Juli lalu menunjukkan meningkatnya minat masyarakat terhadap instrumen investasi di pasar modal. Tren dimaksud merupakan sinyal positif terhadap literasi dan inklusi keuangan di Sumbar.
“Penambahan 9.420 SID dalam waktu kurang dari lima bulan merupakan capaian yang sangat menggembirakan. Hal itu tidak terlepas dari berbagai upaya edukasi dan sosialisasi pasar modal yang terus dilakukan bersama mitra,” kata Early.
Early mengungkapkan, mayoritas investor baru berasal dari kalangan generasi muda yang saat ini mulai menyadari pentingnya berinvestasi untuk masa depan. Kemudahan akses melalui platform digital juga menjadi salah satu faktor pendukung pertumbuhan investor.
“BEI Sumbar menargetkan peningkatan jumlah investor terus berlanjut hingga akhir tahun, seiring dengan gencarnya program literasi pasar modal di berbagai daerah. Dengan meningkatnya partisipasi masyarakat, diharapkan pasar modal dapat menjadi salah satu pilar penggerak ekonomi daerah,” ujarnya. Sebelumnya Bursa Efek Indonesia (BEI) mencatatkan pencapaian dalam perkembangan pasar modal.
Hal senada turut disampaikan Direktur Pengembangan BEI, Jeffrey Hendrik saat awak Haluan bersama Media Sumatra Bagian Utara (Sumbagut) bertandang ke Kantor BEI di Jakarta beberapa waktu lalu.
Ia menyebutkan BEI menjadi yang terbesar di kawasan Asia Tenggara, baik dari sisi kapitalisasi pasar maupun rata-rata nilai transaksi harian. “Selamat datang di Bursa Efek Indonesia yang menjadi Bursa Efek terbesar di Asia Tenggara. Bukan Singapore ataupun Malaysia, tapi kita yang terbesar,” ujar Jeffrey saat menyambut awak media.
Jeffrey menambahkan BEI juga masuk dalam daftar 20 besar bursa efek dunia. “Pencapaian BEI sebagai salah satu dari 20 bursa terbesar di dunia bukan hanya menjadi kebanggaan nasional, tetapi juga menandai semakin matangnya ekosistem pasar modal Indonesia,” tuturnya.
Ia mengungkapkan bahwa per Juli 2025, kapitalisasi pasar BEI telah mencapai Rp13.519 triliun, sementara rata-rata nilai transaksi harian menyentuh angka Rp13,4 triliun.
Terpisah Pakar ekonomi dari UIN Imam Bonjol Padang, Huriyatul Akmal menyebut pasca pandemi, anak-anak muda mulai melek investasi dan mulai aware dengan peluang investasi. “Dampak positifnya tentu sangat banyak ya, selain memiliki dana cadangan, anak anak. Muda juga memiliki aset untuk masa depan mereka,” tuturnya. Di sisi lain ia tetap mengingatkan agar anak muda tetap harus berhati-hati dan bijak dalam berinvestasi di pasar modal.







